This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, October 25, 2015

Petualangan Spongebob di Dunia Sihir ( Episode 5 )

Tuan Krab : “Maksudmu kau akan mengajak ibuku ? Ah, tidak tidak. Aku bisa digantung di tiang jemuran kalo sampai dia kupaksa melakukan hal bodoh ini.”

Patrick : “Sepertinya itu ide bagus, hahahahhahaha. Ups, maaf Tuan Krab.”

Sandy : “Tidak tidak. Kita tidak mungkin mengajak ibumu, tuan krab. Kita akan mengajak seseorang yang sudah pasti kau kenal dengan baik.”

Tuan Krab : “Siapa lagi yang aku kenal di Bikini Bottom selain Spongebob, Patrick, Squidward, lalu………Lalu……….

Sandy : “Kau mengerti maksudku kan ?”

Tuan Krab : “Tapiiii tapiiiii……”

Sandy : “Sudahlah, cuma ini jalan satu - satunya.”

Squidward : “Astaga, siapa yang kalian maksudkan ?”

Tuan Krab : “Dia bermaksud mengajak nenek tua Parkinson yang suka minta - minta di depan rumahku itu untuk ikut bersama kita. Kau ini sudah gila rupanya.”

Sandy : “Waduh, kau salah menduga ,Tuan Krab. Yang aku maksud itu musuh bebuyutanmu, Plankton. Cuma dia rasanya yang bisa diandalkan lagi.”

Tuan Krab, Sponge & Squid : “Apaaaaaaaaa ?

Patrick : “Apaaaaaaaaaa ?

Squidward : “Kenapa kau ikut - ikutan seperti kami, Patrick ?”

Patrick : “Ah, tidak apa - apa. Aku hanya ikut memeriahkan saja. Jangan memandangku melotot seperti itu, Squidward.”

Tuan Krab : “Kau pikir aku akan setuju dengan mengajaknya bergabung bersama kita ?”

Sandy : “Sebenarnya sih aku sudah menduga kau akan mengatakan hal itu. Tapi kita tak punya pilihan lain, Tuan.

Tuan Krab : “Ah, kalau begitu lebih baik kita mengajak si nenek tua Parkinson itu aja.”

Sandy : “Sayang sekali. Tadi nenek tua itu menelponku kalau dia sedang ada urusan di Paris jadi dia tidak bisa ikut.”

Tuan Krab : “Hah, sejak kapan nenek tua pengemis itu bisa jalan - jalan ? Dan tempat apa lagi itu Paris ?”

Squidward : “Hmmmmm, pasti ini ulah si pengarang lagi. Kau mengalah saja Tuan Krab, sepertinya pengarang sudah menentukan kalo kita akan pergi bersama plankton.”

Tuan Krab : “Tidak ! Tidak akan ! Kau pikir aku akan rela mengajaknya dan lalu dia akan mencuri resep rahasiaku lagi ? Jangan harap.”

Sandy : “Mulai lagi deh. Oh, baiklah, kalo begitu kami tidak akan membantumu.”

Tuan Krab : “Oh, demi kerang laut. Tidak bisakah kita ajak yang lain saja ? Persoalan ini bisa kita diskusikan baik - baik.”

Plankton : “Sayang sekali Yujin. Sepertinya kau memang harus mengajakku.”

Sandy : “Hmmmm, lagi - lagi ulah si pengarang.”

Tuan Krab : “Pppppppp Plankton…………Darimana bisa kau masuk ke tempat ini padahal semua pengamanan sudah dipasang untuk mengusir kecoa sepertimu.”

Plankton : “Sayang sekali tapi sepertinya seseorang yang bernama “Pengarang” jauh lebih kuat dari yang kau bayangkan. Aku di suruh masuk ke dalam sini dan hebatnya tidak terjadi apa - apa padaku.”

Tuan Krab : “Aaaaaaaaarh, dasar pengarang. Kalau sampai ketemu akan kuhajar sampai babak belur. Daaannn…Daaaaaan……. ( menggerakkan mulut tapi tidak ada suara ).

Plankton : “Haha, sudah kubilang pengarang itu sangat hebat. Bahkan kau yang bermulut besar pun sampai kehabisan kata - kata.”

Sandy : “Jadi kau sudah setuju untuk bergabung bersama kami ?”

Plankton : “Tentu saja. hehehe ( menatap Krab dengan licik ).”

Spongebob : “Hore, akhirnya masalah kita selesai kan ?”

Sandy : “Bagaimana tuan ? Sudahlah, kau mengalah saja.”

Tuan Krab : “Hffffft, baiklah. Aku menyerah. Tapi awas saja kalau kau macam - macam !”

Plankton : “Hehehehe, kita lihat saja nanti.”

Sandy : “Ok, kita pergi ke rumahku dulu. Kalian Ok kan Nyonya Puff ? Pearl ? Dari tadi aku tidak mendengar kalian berbicara.”

Pearl : “Ah, aku cuma terpesona dari tadi mendengar pembicaraan kalian.”

Nyonya Puff : “Aku no comment. Aku tidak terlalu suka mengikuti pembicaraan anak - anak.”

Tuan Krab : “Maksudmu aku ini juga bocah seperti mereka ?”

Nyonya Puff : “Kau sendiri yang mengatakannya.”

Tuan Krab : “Kau ini, djhwfhjewhfweunuwengn.,,…..”

Nyonya Puff : “njkvfhbfhbjbevubnjvnvnbnnbebnebn”

Pearl : “Huaaaaaaaaaaaaaa ( menangis lagi ).”

Sandy : “Hadeh. mulai lagi deh.”

************************ Di rumah Sandy

Sandy : “Ok, sekarang kita sudah di depan pintu ke mana saja. Ini akan membawa kita ke dunia sihir tempat kita bisa menemukan tongkat sihir yang bisa membuat sepuluh ribu Krabby Patty.”

Nyonya Puff : “Hoahhhhm, dasar khayalan anak - anak.”

Squidward : “Sebenarnya aku juga agak kurang percaya sih.”

Patrick : “Apa dengan pintu ini aku bisa pergi ke rumahnya Sandy saat ini juga ?”

Spongebob : “Patrick, kita sekarang sudah di rumahnya Sandy.”

Patrick : “Oooo. Maaf, ku kira kita bisa pergi ke rumahnya Sandy dengan alat ini. Ternyata tidak bisa ya ? Dasar pintu yang payah !”

Sandy : “Hmmm, lebih baik kau tutup mulut, Patrick. Aku malas harus berbicara panjang lebar denganmu karna kau pasti tidak akan mengerti.”

Patrick : “Maaf, tapi pintu ini memang payah, Sandy. Katanya bisa ke mana saja tapi kok tidak bisa ke rumahmu sekarang ?”

Sandy : “Terserah kau sajalah.”

Plankton : “Sepertinya alat ini menarik juga. Aku bisa minta pintu ini mengantarku menuju tempat resep rahasia Krabby Patty, hahahaha. Benar kan Yujin ?”

Tuan Krab : “Awas saja kalau kau berani melakukan hal kotor itu !”

Pearl : “Tapi kalau dilihat pintu ini sepintas terlihat biasa saja sih.”

Spongebob : “Kau salah Pearl. Pintu ini sekilas terlihat seperti pintu rumahku.”

Sandy : “Hmmm, bisakah kita langsung berangkat sekarang ? Dalam hitungan satu sampe tiga kita semua akan mengucapkan “DUNIA SIHIR” secara bersamaan lalu aku akan membuka pintu ini. Siap ?”

Tuan Krab : “Aku tidak yakin.”

Nyonya Puff : “Khayalan anak - anak emang terlalu tinggi.”

Squidward : “Kuharap semua omong kosong ini akan cepat selesai dan aku bisa langsung tidur dengan nyenyak di rumah.”

Pearl : “Aku tidak sabar melihat isi pintu ini.”

Plankton : “Hahahahaha. aku sangat menantikannya.”

Patrick : “Pintu ini payah.”

Spongebob : “Aku siap aku siaaaap.”

Sandy : “Satuuuuuuuu, duaaaaaaaaaa, tiiiiiigaaaaaaaaaaaaaa………………..”

Semua : “Dunia Sihir !!!”

(Bersambung ke Episode Enam )

Cuci Hidung dan CT Scan

Sampai saat ini pun gua masih kagak percaya bisa dapetin surat rujukan ke Sanglah dengan begitu gampangnya apalagi kalo inget kejadian di bulan September kemarin yang gua sampe harus ngadu segala ke bagian informasi baru dikasi suratnya. Tapi bagus deh kalo gitu, akhirnya gua bisa kontrol lagi ke Sanglah.

Kamis jam sembilan pagi gua udah nyampe di Sanglah. Gua baru mau fotocopy berkas - berkas yang diperlukan eh ternyata yang ngantre di fotocopy rumah sakit banyak banget. Persis kayak waktu kontrol gua yang terakhir kali di sana. Karna gua trauma sama kejadian waktu itu akhirnya gua nyari tempat fotocopy di luar.

Di luar dugaan nyari tempat fotocopy yang terdekat agak susah juga karna selain gua kagak tau ada di mana, gua juga jalan kaki yang bikin capek duluan . Ketemu juga satu tempat fotocopy. Di sana panas banget tempatnya padahal udah ada AC. Yang bikin gua prihatin itu pegawainya cewek semua, udah gitu muka mereka pada lemes banget entah karena kecapekan ato pengen boker ( Hehe, peace ya mbak ? ).

Gua harus bayar 4000 untuk fotocopy semua berkas - berkasnya. Gua kasi 5000 ke mbak - mbak fotocopynya dan pas ngambil kembalian eh gua malah dikasi 100 perak. Mungkin dia lelah tapi hari gini gitu lo kagak bisa ngebedain 100 sama 1000 perak. Gua aja kalo merem bisa ngebedain kok. Tapi karna gua kagak pengen nyari ribut dan pengen beramal buat mereka yang mukanya bener - bener kayak orang susah akhirnya gua kantongin aja tu duit tanpa protes.

Gua kembali ke rumah sakit dan minta nomer antrean di bagian informasi. Seperti biasa setiap gua ngantre di loket delapan pasti kagak perlu nunggu lama - lama. Yang lama itu pas nunggu di poli THT nya sama ngantre di apotek. Selesai urusan di loket delapan dan tiga gua langsung ke poli THT. Seneng banget akhirnya bisa kembali ke sini lagi dan udah kangen sama si Dokar. Apa kabar ya tu orang sekarang ? Tapi agak bingung juga sih ngejelasinnya gimana nanti soalnya gua udah kagak ada kabar hampir tiga minggu dan belum sempat rontgen juga.

Hampir satu jam nunggu baru nama gua dipanggil. Di bagian Rhino gua sama sekali kagak ngeliat Dokter Richard alias Dokar tapi malah ketemu dokter lain yang agak ke china - chinaan gitu ( emang china kali ) yang nyuruh gua duduk……………….

Dokter : “Gimana keadaan batuknya ? Sudah membaik ?”

Gua : “Saya ga batuk kok dok, hidung saya sesak.”

Dokter : “Oh, pilek.”

Gua : “Bukan pilek. Hidung saya sesak tapi ga ada lendirnya.”

Dokter : “Ada dahak di tenggorokan ?”

Gua : “Ga ada.”

Dokter : “Lah, terus ngapain ke sini ? ( meriksa hidung gua pake alat ). Astaga, bengkak sekali ya hidungnya ?”

Gua : “Iya dok.”

Dokter : “Dari kapan seperti ini ?”

Gua : “Udah hampir setahun dok.”

Dokter : “Sakitnya sebelum tinggal di bali ato gimana ?”

Gua : “Saya memang sudah lama di bali kok dok.”

Dokter : “Terus gimana setelah dikasi obat ?”

Gua : “Sama aja dok, ini malah makin memburuk.”

Dokter : “Terakhir sempat rontgen juga ya ?” ( melihat buku perkembangan penyakit gua )

Gua : “Yang itu belum sempat dok, soalnya saya lagi ada urusan waktu itu. Saya boleh minta surat rekomendasinya lagi kan dok ?”

Dokter : “Oh, boleh boleh.”

Dan percakapan berlanjut terus cukup lama. Dokter itu nanyain kenapa gua kagak ikut BPJS aja soalnya biar bisa CT Scan dan gratis. Gua jawab karna kalo BPJS nanti gua kagak bakal dikasi kontrol ke Sanglah lagi. Aaaaah, kagak bisa CT Scan deh padahal gua udah ngarep banget bisa nyobain peralatan medis yang canggih itu kayak gimana.

Tapi setelah dipikir - pikir sih kayaknya gratis deh jadi gua bilang lagi ke dokternya kalo peserta JKBM kemungkinan juga dicover. Yah semoga aja firasat gua bener. Selain itu gua juga nanya apa dengan kondisi hidung gua ini perlu operasi dan dokter itu menjawab dengan mantap, “kalo memang nanti segala upaya sudah dilakukan dan tetap gagal ya itu jalan satu - satunya.” Kata - katanya dalem banget. Akhirnya gua ganti pembicaraan ke topik lain.

Hidung gua terus diperiksa pake alat untuk ngukur seberapa kuat gua bisa ngirup dan ngembusin nafas. Gua sempet beberapa kali kesulitan soalnya gua kagak bisa lama - lama nahan nafas karna hidung sialan ini. Dan hasilnya emang kemampuan gua parah banget. Beberapa lama setelah si dokter ini terima telpon dari seseorang habis itu ninggalin gua sebentar. Gua pake kesempatan ini buat nyari informasi di internet tentang CT Scan dan apa itu juga dicover JKBM. Hasilnya agak ngecewain karna banyak sumber yang mengatakan kalo itu kagak ditanggung dan bahkan ada yang masuk ke berita. Di situs resminya pun dibilang kalo untuk segala macam peralatan medis yang canggih kagak ditanggung JKBM. Waduh , gimana ni ?

Dokter itu akhirnya balik lagi………………………. Gua langsung bilang hal ini ke dokternya.

Gua : “Dok, duh, gimana ni ya ? Kayaknya CT Scan ini ga ditanggung deh kalo saya baca.”

Dokter : “Oh, ga ditanggung ya ? Hmmm. Gini aja deh, nanti coba saja tanyakan dulu ke sana kalo misalnya ga ditanggung berarti ga usah. Bilang aja kalo saya yang ngomong gitu.”

Gua : “Ok deh dok.”

Dokter : “Dan tadi saya sudah tanya, katanya kalo CT Scan berarti harus operasi karna kan udah didiagnosa sampe sejauh itu jadi gimana nih ?”

Jedeeeeeeeeeeeeeer !!!! Gua bener - bener kayak disambar petir. Oh, harus ya pertanyaan ini diajukan sekarang ? Gua bingung harus ngejawab apa karna pertimbangan gua banyaaak pake banget…………

Gua : “Wah, ga tau nih dok. Saya bener - bener ga ada waktu soalnya.”

Dokter : “Ya, nanti bisa diatur kok.”

Gua : “Emang jadwalnya kapan aja dok ?”

Dokter : “Pertengahan bulan november sama desember kok.”

Gua : “Kalo biayanya kira - kira berapa dok ?”

Dokter : “Nanti kan ada rincian biayanya. Paling juga yang ga ditangung itu beberapa obat yang memang mahal. Kalo perawatan dan operasi saya rasa ditanggung kok.”

Gua galau dengan semua penuturan dari dokternya. Ternyata gua emang harus melalui yang namanya operasi. Dijelasin juga kalo dibiarin terus nanti penyakit gua bakal menyebar ke bagian tubuh yang lain. Aduh, malah bikin gua tambah mumet. Gua minta ke dokternya supaya dikasi waktu untuk berpikir dulu. Operasi itu bukan perkara mudah cuy.

Dokter itu nulis resep obat yang harus gua minum. Gua disuruh cuci hidung sama dokternya. Apaan tuh ? Gua juga kagak ngarti sih sebenernya tapi seingat gua disuruhnya masukin alat untuk nyuntik gitu yang udah diisi obatnya ( jarumnya jangan dipake ya ? ) ke dalem hidung. Nanti kalo caranya bener katanya kalo kita masukin ke hidung bagian kanan nanti airnya keluar di hidung bagian kiri dan sebaliknya. Tauk ah gelap, ntar gua tanya sama mbah google aja.

Gua dikasi surat pengantar buat CT Scan. Gua pergi dulu ke bagian radiologi buat nanya - nanya takutnya entar malah disuruh bayar bisa berabe gua……………..

Gua : “Permisi pak, apa peserta JKBM itu juga ditanggung kalo mau CT Scan pak ?”

Petugas : “Ditanggung.”

Gua : “Terus apa saja yang harus saya siapkan ya ?”

Petugas : “Buat jadwal dulu ya di sebelah ?”

Akhirnya gua ke sebelah. Setelah nunggu cukup lama muncul juga petugasnya. Gua dapet jadwal CT scannya jam 3 sedangkan saat itu baru jam 11. Hadeh, lama amat. Tapi gua males kalo harus nunda - nunda lagi akhirnya gua menyanggupi untuk CT Scan sorenya. Gua disuruh untuk ke loket delapan lagi dan minta cap JKBM. Sebelumnya gua nanya lagi ke bagian pendaftaran dan yang harus gua bawa selain berkas JKBM juga fotocopy rangkap dua surat pengantar CT Scannya.

Gua balik lagi ke loket delapan yang suasananya lengang banget sama kayak loket lainnya. Ternyata kalo siang sesepi ini ( ya iyalah orang mau tutup polikliniknya ). Gua minta cap dan habis itu langsung ke tempat fotocopy rumah sakit yang untungnya juga sepi. Kurang dari lima menit semua beres dan gua langsung ke bagian radiologi lagi.

Gua serahin berkas - berkas yang diperlukan dan gua disuruh nunggu di ruang tunggu di balik pintu kaca yang belum pernah gua masukin sebelumnya. Tapi karna gua tahu kagak mungkin banget harus nunggu sampe jam tiga di sana gua pergi aja ke apoteknya sambil ngulur waktu sekalian ngambil obat gua.

Di apotek gua nunggu nama gua dipanggil sambil buka sosmed. Satu jam kemudian gua dipanggil dan gua agak kaget juga karna dikasi botol - botol yang cukup besar dan kata apotekernya ini dikasi ke dokternya. Akhirnya gua sadar kalo itu “Cuci hidung” yang dimaksud dokternya tadi. Obat untuk cuci hidung itu ternyata larutan NaCl ( garam ). Wow, dan gua buka mbah google buat nyari tau gimana caranya cuci hidung pake NaCl dan sedikit - sedikit gua bisa ngarti lah karna penjelasannya lebih simpel dari dokter itu.

Gua menghabiskan waktu buat nongkrong di apotek karna mati gaya harus ke mana lagi. Gua bawa empat botol NaCl yang berat banget dan kagak mungkin muat ke tas gua yang kecil. Terpaksa gua mendekam di situ sambil ngeliatin orang sekeliling. Sempet kasian ngeliat ada anak yang “autis” duduk di samping gua.

Padahal anaknya bisa / cukup pintar matematika tapi sayang banget harus kena penyakit itu. Gua beberapa kali dengerin bapaknya kasi soal matematika yang sebenernya sih kagak susah ( bagi gua ya ? hehe ) tapi salut aja sih anaknya mampu ngejawab biarpun dia keadaanya kagak seberuntung anak yang lain yang belum tentu bisa kayak dia.

Karna bosen, jam setengah dua an gua pergi sebentar keluar buat nyari makan dan sempet bingung juga karna banyak banget pilihan di mana - mana. Akhirnya gua menjatuhkan pilihan ke rumah makan cak asmo. Karna gua diburu waktu dan takut nanti telat soalnya gua juga kagak tau keadaan atau prosedurnya kayak gimana gua makan cepet - cepet dan langsung balik ke Rumah Sakit.

Keadaan di Rumah Sakit bener - bener sepi banget. Pintu pagar ke bagian rawat jalan udah ditutup sampe tinggal sedikit aja yang disisain. Gua masuk dengan perasaan waswas takut dicegat gitu. Untungnya kagak sih orang yang lain juga dikasi masuk kok. Di bagian radiologi tepatnya di balik pintu kaca tempat yang katanya untuk nunggu bagi yang mau CT Scan cuma ada satu - dua orang aja. Gua tanya ke orang di sebelah gua dan memang di sini tempat nunggunya. Suasana di RS bener - bener beda banget deh. Loket yang tadi buat daftar CT Scan dah tutup dan orang - orang yang biasanya lalu lalang sekarang tinggal kenangan ( #aseek ).

Sepuluh menit kemudian, pintu di sebelah gua terbuka dan keluar beberapa orang dan satu orang yang banyak omong itu pasti dokternya. Dia nyuruh orang di sebelah kiri gua langsung masuk sambil nanyain namanya. Tinggal gua sendiri yang nunggu di situ. Gua pake kesempatan ini buat baca - baca. Kagak lama kemudian ada bapak - bapak juga yang datang terus mondar - mandir terus kayak orang bingung.

Sebenernya gua tau sih ni orang pasti mau CT Scan juga tapi gua males aja ngasi tau. Orangnya juga diem aja dari tadi kagak mau nanya. Yang salah sapa ? Dari tadi dia ngelewatin gua terus sana sini tapi gua kayak kagak dianggep gitu. Ya sekarang silakan aja lu bingung sendiri. Emang enak gaya - gayaan gitu ? Gua ngelanjutin aja baca buku sambil nahan ngakak ngeliat orang itu kebingungan,

Cukup lama sih gua nunggu tapi akhirya pintu kebuka juga dan orang yang kebingungan itu langsung ngedeketin pintu. Gua nyebutin nama gua ke dokter dan gua disuruh masuk. Gua duluan ya pak ? Makanya jangan malu bertanya. Gua masuk ke ruangan yang cukup luas dan mata gua langsung tertuju ke sebuah alat yang cukup besar yang gua tau pasti itu alat buat CT Scannya. Buset alatnya keren banget gimana gitu ( #norakdikit ).

Gua disuruh tiduran di sana dan sempet agak takut gua bakal diapain. Ternyata cuma disuruh diem dan kagak bergerak karna kepala gua bakal masuk ke sebuah terowongan gitu dan kalo sampe bergerak ini harus diulang lagi. Bener - bener berasa kayak naik wahana di Ancol aja gitu pas gua masuk ke terowongannya. Habis itu gua dikasi selimut sama baju anti radiasi dan gua udah takut - takut aja denger kata “radiasi”. Kira - kira kalau tangan gua keluar dari baju anti radiasi ini apa yang bakal terjadi ya ? Hehe, pikiran gua melayang ke mana - mana dan berusaha untuk bener - bener kagak bergerak.

Proses ini agak cukup lama dan bikin gua sedikit khawatir. Sempet kepikiran lagi tentang operasi, terus juga gimana hasil CT Scan ini. Aduh, moga hasilnya kagak bikin gua jantungan. Baru setelah kira - kira 10 menitan dokternya bilang selesai dan gua langsung bangun. Dokter bilang hasilnya bisa diambil besok siang tapi karna sibuk kerja gua mungkin baru bisa ngambil hari senin. Gua pulang dengan perasaan senang karna bisa ngerasain peralatan medis yang canggih ( dan gratis ) tapi juga sedih karna 99 % gua bakal dioperasi yang pastinya bakal banyak ngorbanin waktu, tenaga, dan biaya. Sekarang tinggal nunggu aja hasilnya hari senin. Apapun itu hasilnya gua harus siap……………Semangaaaat !!!

Monday, October 19, 2015

Say Good Bye to "Mewarnai"

Hampir setiap orang kalo ditanyain pelajaran apa yang paling kagak disukain pasti 99,9 % bakal ngejawab matematika , fisika, kimia ato sejarah. Tapi kalo pertanyaan itu ditujukan ke gua, tanpa pikir panjang gua bakal jawab “Menggambar”. Sebenarnya gua juga kagak suka pelajaran yang disebutin di atas sih tapi kalo disuruh milih lebih baik gua belajar fisika sepuluh jam daripada menggambar biarpun cuma satu jam.

Sampe segitunya ya ? Sebenernya sih gua bisa - bisa aja menggambar biarpun cuma sekedar gambar gunung terus ditengahnya ada matahari gitu tapi yang jadi problem gua itu lebih ke mewarnainya. Gua sampe sekarang pun bingung cara mewarnai yang bener kayak gimana. Setiap mewarnai pasti gambar apapun bakal jadi jelek banget.

Kadang ngiri aja ngeliat temen yang lain mewarnainya ada degradasinya gitu. Di kasi bayangan biar gambarnya keliatan real. Sedangkan gua mah apa atuh. Ngewarnainnya aja sampe keliatan garis - garis pensil warnanya ( aduh ngejelasinnya susah ). Apalagi kalo harus ngewarnain daerah kosong gitu ( ngerti kan maksud gua ? bagian kertas yang kagak dikasi gambar itu lo contohnya langit ato tembok ya pokoknya daerah kosong deh ).

Padahal bokap gua jago banget dalam hal seni / kreativitas gitu. Waktu masih SD aja gambarnya bokap bagus - bagus, sayangnya sih bakatnya kagak diasah jadi ya segitu - gitu aja kemampuannya. Dan bakat menggambarnya sama sekali kagak nurun ke gua ( malah ke kakak gua Paul ). Aaaaarggh, padahal pengen banget bisa menggambar dan mewarnai yang bener.

Waktu kelas 6 SD dulu mungkin jadi tahun terberat buat gua karna pelajaran menggambar selama setahun harus mewarnai pake cat air. Hadeh, pake pensil warna / crayon aja berantakan gitu apalagi cat air. Pas ngegambar sih bagus - bagus aja, tapi pas udah diwarnai jangan ditanya deh. Bisa dibilang gambar gua ancur banget kayak kapal Titanic yang tenggelam. Dan mungkin bisa dibilang gambar gua yang terjelek dibanding yang lain.

Sampe waktu ujian praktek kelulusan kelas 6 gua bener - bener deg - degan banget. Bayangin aja, gambar gua rusak parah gara - gara teknik mewarnai gua yang salah. Kertas gambarnya sampe basah gitu karna kebanyakan air terus gambar gua jadi super abstrak ( kalo abstraknya bagus dan berseni kagak kenape lah ini abstraknya kacau beneran ). Wali kelas gua yang jadi pengawas cuma geleng - geleng kepala sambil bilang “ckckckck”. Duh, malu gua diliatin anak satu kelas.

Saking takutnya sama “mewarnai”, gua sempet ragu - ragu waktu pemilihan jurusan di kelas 2 SMA. Gua pengen banget masuk jurusan IPA tapi harus ketemu pelajaran menggambar sedangkan di IPS keseniannya bakal lebih asyik karna ada drama, nari, bahkan musik yang semuanya itu favorit gua banget. Sempet dulu ngeliat kakak kelas ulangan umum kesenian dan mereka mewarnainya pake cat air ( Oh No ). Tapi karna ini demi masa depan ( cielah ), dan jurusan IPA itu “katanya” berisi anak - anak pintar akhirnya gua masuk IPA juga ( alasannya ga banget ya ? ).

Dan dimulai deh masa - masa penderitaan gua. Selama dua tahun sekolah harus ketemu menggambar dan mewarnai terus. Apalagi menggambar di jurusan IPA itu udah kayak arsitek aja bikin gambar perspektif dua titik hilang lah, proyeksi bangunan lah, kenapa kagak gambar gunung kembar aja gitu terus ditengahnya ada matahari kayak waktu SD dulu ? Kan belum tentu semua anak nanti tertarik ke dunia arsitektur. Tapi untungnya guru keseniannya baru dan kami mewarnainya cukup pake pensil warna aja, Hfffft, lega deh gua. Biarpun tetep harus mewarnai setidaknya gua kagak perlu ketemu cat air lagi.

Di kelas gua ada tiga anak ( termasuk gua ) yang kalo ada pelajaran menggambar pasti diem aja ( pura - pura gambar di kelas padahal gambarnya di rumah ). Dan parahnya lagi kami ada dalam satu barisan meja yang sama. Haha, kocak dah pokoknya anak - anak yang lain pada gambar, kami cuma ngobrol terus ngeganggu anak - anak lain yang lagi sibuk ngegaris sana sini.

Jadi ya nilai kesenian gua di rapor standar - standar aja, beda banget sama mata pelajaran lain yang rata - rata 90 ke atas ( #sombongdikit ). Yang paling susah waktu ulangan umum. Bayangin aja, gua sampe nyediain waktu satu jam buat belajar gambar karna takut nanti bakal kekurangan waktu soalnya waktu tesnya nanti cuma satu jam doang. Gua belajar bikin garis berkali - kali sampe bener ( karna selalu kagak rapi ) dan latian gambar supaya selese secepat mungkin.

Tapi ya biarpun udah latian berkali - kali gitu gua tetep deg - degan waktu ulangan umum. Pas lagi nebelin gambar pake drawing pen ada aja kasus - kasus yang nyebelin misalnya terlalu tebel lah sampe item banget, ada yang lewat dari garis, ada yang kagak rapi, aduh bikin ribet aja. Dan selalu berakhir dengan mengenaskan biasanya ( gambarnya belum selese ato mewarnainya asal - asalan ). Temen gua yang juga hobinya sama kayak gua di kelas ( suka pura - pura ngegambar ) malah sampe nangis segala waktu ngumpulin gara - gara gambarnya belum selese pas udah bel . Karna kasian gua kasi dia pisang biar kagak nangis lagi.

Finally masa - masa itu berakhir juga di tahun lalu. Untung di perguruan tinggi kagak ada jurusan menggambar ( selain jurusan yang membutuhkan kemampuan itu ). Akhirnya bisa Say Good Bye sama yang namanya mewarnai setelah 12 tahun di sekolah harus ketemu kegiatan yang satu ini. Yayyyyy, merdeka………………….! ( curhatan dari mahasiswa yang sampe sekarang kagak bisa mewarnai ).

Dulu VS Sekarang

Tanggal 13 Oktober kemarin kakak gua Paul ulang tahun yang ke 23. Biasanya setiap ultah dia pasti datang ke rumah terus nraktir kami sekeluarga makan. Tapi kali ini kagak ( hiks, padahal gua dah berharap bisa makan enak ). Mungkin karna lagi sibuk sama kerjannya ato dia lagi kena krisis moneter yang berkepanjangan ( persis banget kayak keadaan Negara kita, hehe ).

Kakak gua ini salah satu sosok yang paling gua kagumi ( selain Spongebob dan Patrick ). Kalo kagak ada dia mungkin gua kagak bakal bisa baca tulis. Waktu gua masih kecil dia yang ngajarin gua ABCD - mu bolong sampe bisa. Gua bahkan sampe lupa gimana cara ngajarinnya tau - tau udah bisa aja gitu gua.

Selain itu dia juga yang ngajarin gua main seruling. Di sekolah gua waktu SD, kami diwajibkan untuk bisa main alat musik yang kagak penting itu karna bakal ada tesnya. Gua panik karna waktu itu belum bisa main suling ( bisanya main baju - bajuan ). Akhirnya gua minta tolong sama Paul buat diajarin ( sistem kebut semalam karna besoknya langsung tes ). Hasilnya…………..Permainan gua ancur waktu tes dan …….. Ah, lupakan.

Tapi sejak tes yang memalukan di sekolah itu selesai gua malah jadi jago main suling. Gua coba main lagu - lagu yang panjang kayak Indonesia Raya, Manuk Dadali, sama cicak - cicak di dinding ( Oke, lagu ini emang terlalu panjang ). Dan malah waktu ujian praktek seni musik 6 bulan kemudian, gua satu - satunya anak yang bawain lagu Indonesia Raya sedangkan yang lain paling lagu ringan kayak Burung kakatua, burung kakak muda, burung kakak kecil, dan lain - lain.

Gua belajar nulis aksara Bali juga dari dia. Ah, banyak deh hal - hal yang dia pernah ajarin ke gua ( termasuk nyolong mangga tetangga sebelah , hehe ). Tapi kadang gua juga suka kesel sama dia. Anaknya jahil banget. Waktu kami masih kecil ( sekarang sih masih kecil juga ), dia sering banget bikin gua mewek. Gua ditakut - takutin lah, dicubit, dijewer, terus sampe dipukul pake TV 24 inch ( Ok, ga sampe kayak gini juga sih ).

Kebiasaan jelek Paul yang lain itu cuma “mau enaknya aja”. Dulu gua sering banget beli sama nyewa komik gitu sampe bawa tas kresek gede banget. Dia bukannya ikutan urunan gitu kek nyewa komiknya malah dengan enaknya ikutan baca. Lu pikir gua beli atau nyewa komik pake daun ? Tapi karna gua takut kalo kagak dikasi nanti muka gua disiram pake air got akhirnya gua ikhlasin dia baca dengan “gratis”

Paul ini sering banget kena “musibah” ( ada bahasa yang lebih enak ga ? Ok, kita ganti malapetaka aja ). Dia sering banget yang namanya jatuh, ketabrak apa aja nulai dari mobil, pesawat sampe ondel - ondel. Pernah suatu kali kami ( gua, bokap, sama Paul ) baru aja pulang dari gereja naik motor. Gua di depan, bokap di tengah terus Paul di bannya eh di belakang maksudnya. Pas mau belokan terakhir masuk rumah tau - tau motornya nabrak batu besar dan kami semua jatuh.

Gua yang duduk di depan sih aman - aman aja sih. Kagak ada lecet sama sekali. Bokap juga sama aja. Lah, si Paul yang duduk di belakang ini yang nasibnya apes. Kakinya ketindih knalpot motor dan keadaan kakinya…………………( disensor ). Para tetangga yang ngeliat langsung bawain air hangat lah sampe ada yang bawa odol segala. Aduh, ngeri banget deh ngeliatnya,

Dan kejadian paling apes itu terjadi awal tahun kemarin. Kakak gua ketabrak sampe mulutnya harus dijahit. Dia sampe kagak kerja dan kuliah sebulan ( padahal waktu itu lagi siding skripsi ). Kasian banget dah sampe makan bubur aja harus pake sedotan. Belum lagi duit yang harus keluar pasti kagak sedikit. Udah ga dapet duit karna ga bisa kerja, tapi malah harus keluar duit lagi. Kejadian itu juga bertepatan sama hilangnya kucing gua, Nowe - Nowe ( hiks ).

Satu hal yang bikin gua takjub dari Paul itu perbedaan penampilannya yang dulu sama yang sekarang. Dulu itu anaknya aduuuuuh, aneh dan kagak ada menarik - nariknya. Udah kayak jerapah, kurus, kerempeng, ngenes banget deh.

Tapi sekarang penampilannya udah 3850,90 derajat saking bedanya. Anaknya udah jago banget dandan dan pastinya banyak yang ngefas ( termasuk kucing tetangga ). Sekarang malah penampilan gua yang kayak jerapah kekurangan gizi.

Paul dulu masuk SMK jurusan pariwisata. Makanya bahasa inggrisnya udah mencla mencle ke sana kemari karna udah biasa ngomong bahasa inggris. Tapi begitu lulus dia malah ngambil kuliah di Jurusan ekonomi. Apaan coba ? Jauh banget kagak tuh ? Tapi sebagai adik yang baik gua hanya bisa menerima semua keputusan kakak gua dengan merdeka, bersatu, berdaulat , adil dan makmur.

Bicara tentang dulu dan sekarang ada kebiasaan kakak gua yang belum berubah dari zaman penjajahan sampe sekarang. B – O – R – O – S………….. yups, dari dulu Paul paling kagak bisa yang namanya hemat. Pengennya belanja mulu. Dulu misalnya kalo habis pulang kampung kami dapat uang sangu pasti kurang dari sehari udah langsung dihabisin sama dia. Rasanya lima ratus ribu ( untuk anak kelas 4 SD ) pun bisa langsung dilahap habis dalam sehari sama dia.

Beda banget sama gua yang ngeluarin duit 10 k aja masih mikir - mikir dulu. Karna keiritan ini makanya gua sering jadi incaran Paul kalo misalnya lagi butuh duit. Waktu masih SD Paul sering banget minjem duit ke gua yang harus dia bayar dua kali lipat ( jahat banget ya gua ? ). Haha, tapi tujuan gua mulia lo biar dia jadi kapok minjem duit ke gua.

Tapi sekarang keadaannya dah berbalik. Sejak kakak gua lulus SMK dan kerja ( sambil kuliah ), penghasilannya yang paling banyak di antara anggota keluarga yang lain. Kalo dulu dia yang sering ngemis ke gua sekarang malah dia yang sering ngasi bantuan ke keluarga. Udah banyak banget dia ngebantu kami dan dia juga sering ngajak makan kami sekeluarga ke tempat - tempat yang yang ada makanannya ( ya iyalah ).

Sejak setahun belakangan ini dia udah jarang banget maen ke rumah. Mungkin seperti yang gua bilang tadi dia lagi krisis moneter tapi dia masih sering posting foto - fotonya lagi makan sama jalan - jalan di Instagram tuh. Bahkan gajinya di tempat kerjanya sekarang nyampe lima jutaan ( wow, kalo gua jadi dia mah bakal berani nyicil mobil gua ).

Dan baru Agustus kemarin Paul diwisuda dan sekarang udah punya gelar Sarjana Ekonomi ( aaah, jadi pengen cepet - cepet nyusul ). Katanya sih dia bakal ngelanjutin S2 di Australi tapi kagak tau deh jadi ato kagak. Yang pasti gua berharap yang terbaik aja untuk dia. HBD, my beloved sister, Paul………..

Bulan - Bulan Tersibuk

Bulan ini sampe akhir tahun nanti mungkin bakal jadi bulan - bulan yang menyibukkan “banget” buat gua. Dalam setahun tempat kerja gua ngadain coba gratis bagi anak - anak untuk belajar matik sama English selama tiga kali ( Agustus, November, dan Februari ). Dan yang namanya coba gratis ini identik sama yang namanya nyebar brosur.

Bagi kami ( terutama gua ), nyebar brosur ini hal yang paling ngerepotin banget. Kami harus ngedatengin sekolah, perumahan, toko - toko, dan bahkan sampe kolong langit segala. Waktu bulan Agustus kemarin sih gua pake cara “curang”. Gua datang ke sekolah dan langsung ke bagian TU nya terus nitip di sana minta disebarin ke anak - anak ( jangan tiru adegan ini di rumah ).

Padahal kita kan kagak tau ya pihak sekolah bener - bener mau ngebagiin ato kagak. Kalo rekan kerja gua yang lain mereka dateng ke sekolah terus ngebagiin pas anak - anak lagi istirahat ato pulang biar mereka bisa baca di rumah. Gua bukannya kagak mau niru mereka tapi bawaannya males aja gitu.

Pernah suatu kali gua nyebar brosur dengan cara mereka di sekolah dekat rumah gua. Gua berdiri dekat gerbang sekolah nungguin anak - anak pulang. Lah, ada ibu - ibu penjaga warung di depan sekolah itu ngeliatin gua sinis gitu. Iiiiih, dikira gua mau nyulik anak kali ya ? Ato jangan - jangan ibu warungnya naksir sama gua kali ya ? Aduh, sori ya bu, saya mah doyannya sama yang berkumis ( #ups ).

Ada juga kejadian unik waktu gua nyebarin brosur di perumahan. Di suatu rumah yang cukup besar ada ibu - ibu yang usianya kira - kira 40 an ( tau dari mana ya ? ) lagi bersihin taman di depan rumahnya. Gua coba sapa orangnya……………………..

Gua : “Permisi bu, ini ada coba gratis les matematika sama bahasa inggris. Bisa dilihat…..”

Doi : “Wah, anak saya udah kerja semua sekarang. Udah ga ada yang sekolah lagi.”

Gua : “Waduh, maaf kalo begitu bu. Makasih ya bu ?”

Gua datang ke rumah besar di sebelahnya dan di sana ada bapak tua yang usianya kagak jauh beda lah sama ibu yang tadi lagi nyuci mobilnya. ……………

Gua : “Permisi pak, ini ada brosur coba gratis les matematika dan bahasa inggris.”

Bapak : “Tadi kamu juga nawarin ke ibu di sebelah kan ? Nah, itu istri saya.”

Gua : “Oh…………..”

Buset dah, suami istri aja bisa punya rumah sendiri - sendiri gitu. Jangan - jangan anak mereka juga dikasi rumah satu - satu. Gua mah apa atuh, rumah aja kagak punya, hiks ( ok, cukup sudah curhatnya sampe di sini, entar gua malah tambah mewek ). Dan enaknya nyebar di perumahan itu seratusan brosur habis bakal kagak kerasa.

Brosur yang harus disebar bulan ini ada 3000 ( sama kayak agustus kenmarin ) dan kami udah harus mulai minggu depan. Kalo berdasarkan perhitungan kami sih dalam dua minggu aja dah bakal habis, tapi itu kalo lancar. Waktu Agustus kemarin sih di luar ekspektasi kami soalnya Mr Adi salah satu rekan kerja kami malah sakit jadinya sebar brosur kerasa lama banget ( bayangin aja 3000 brosur cuy ). Harapan kami sih semua berjalan lancar jaya dan mulus kayak paha Cherry Belle (#disensor ).

Coba gratis juga identik sama balon - balon. Jadi setiap anak yang ikut coba gratis bakal dikasi balon gitu. Gua sih agak rada - rada kurang sreg aja. Kalo anak TK dikasi balon sih mereka seneng - seneng aja. Lah kalo anak SMP sama SMA ?? Gua waktu masih TK aja kagak suka maen balon - balonan ( maklum, masa kecil kurang bahagia ), tapi…………..main masak - masakan.

Selain sibuk buat persiapan Coba Gratis, kami juga akan ada Parents Meeting di bulan Desember. Di Parents Meeting itu juga kami akan membagikan rapor untuk anak - anak. Ini yang jadi masalah buat gua karna selama beberapa bulan belakangan gini gua ngisi rapor anak - anak dengan tulisan yang gueeeeedeee gueeede dan kagak rapi kayak cakar gajah ( baca di “Dapat Teguran” ). Dan itu berarti gua harus ngerapiin rapor anak - anak secepat mungkin yang jumlahnya 50 an lebih ( Aaaaaaaaarghhhh ).

Jadi mulai dari kemarin gua cukup kewalahan karna harus koreksi pekerjaan murid, bikin program belajar, dan setelah itu gua sempet - sempetin perbaiki tulisan gua di rapor anak - anak. Aduh, rasanya tujuh jam kerja pun kagak cukup nyelesaiin ini semua karna masih harus ngajarin anak - anak juga, bikin laporan hasil tes mereka, belum lagi gua juga harus belajar untuk tes naik level gua ( setiap bulan gua harus ikut tes di tempat kerja untuk kenaikan gaji dan level ). Pusing banget dah.

Dan sampe saat ini pun masih banyak rapor anak - anak yang belum sempet dirapiin. Minggu depan udah mulai nyebar brosur, bikin grafik kemajuan aktual anak - anak, bikin target, bikin ini itu banyak sekali, semua semua semua dapat dikabukan dengan kantong ajaiiiib ( ? ). Ok, sayangnya gua kagak punya kantong ajaib jadi kayaknya memang bulan - bulan ini bakal jadi bulan tersibuk yang bakal nguras tenaga, pikiran, jantung, dan paru - paru gua. Yah, semoga semua bisa berjalan dengan lancar dan kerjaan gua bisa cepet - cepet kelar, Amin.

Ribet

Sejak kejadian gawat darurat yang terjadi dua mingguan yang lalu ( baca di “Schedule Berantakan”), gua kagak kontrol lagi ke Rumah Sakit sampe saat ini. Sedikit jengkel juga sih gara - gara koordinasi yang kurang dari bos dengan karyawan akhirnya gua yang jadi korban. Gara - gara kagak kontrol dalam waktu yang cukup lama hidung gua makin menjadi - jadi aja ( sumpah deh, gua ngerasa kayak kagak punya hidung, mau bernafas aje susahnya minta ampun ).

Senin kemarin gua pergi Kelurahan buat ngurusin perpanjangan surat JKBM ( Jaminan Kesehan Bali Mandara ) dan sekalian nanyain cara buat kartunya biar kagak perlu setiap bulan ke sana. Target gua hari itu ya minimal dapat kartu E - JKBM atau suratnya dan bisa langsung ke puskesmas buat minta surat rujukan ke RSUD Wangaya. Masalah ke Wangaya untuk minta surat rujuka lagi terus ke RSUP Sanglah itu bisa diatur lah besoknya.

Begitu gua nanya gimana cara bikin kartunya, mereka ( pegawai di kantor kelurahan ) bilang gua harus ke Dinas Sosial yang jaraknya sekitar 10 km dari situ. Ok, ini jelas buang - buang waktu banget soalnya gua juga pengen cepet - cepet periksa hari itu juga jadi gua minta buat perpanjang suratnya aja.

Lah, ternyata untuk perpanjang surat katanya gua harus ke Kepala Lingkungan dulu minta surat rekomendasi baru dibawa ke kelurahan lagi. Duh, gini nih yang gua paling kagak suka. Mending gua langsung ke dinas sosial aja lah buat bikin kartunya, ribet amat harus ke kepala lingkungan segala. Gua langsung cabut ke Dinas Sosial dengan harapan di sana nanti bakal cepat beres dan bisa kontrol lagi.

Sampai di sana gua tanya ke bapak - bapak yang kayaknya CS di sana……………………….

Gua : “Permisi pak, di sini dinas sosial kan ?”

CS : “Iya, dek. Ada apa ?”

Gua : “Oh, gini pak, saya mau ngurus JKBM. Itu tempatnya di sini kan ?”

CS : “Emmm, ga tau dek. Kayaknya ngga deh.”

Gua : “Masak sih pak ? Soalnya, waktu di Kelurahan saya disuruhnya ke sini.”

CS : “Oh, coba ke lantai dua aja dulu kalo gitu.”

Gua : “Makasih ya pak ?”

CS : “Nggih.”

Di lantai dua gua kagak tau harus ke mana soalnya ruangannya banyak banget . Untungnya di tiap pintu masing - masing ruangan ada tulisan yang nunjukkin bagian yang ditanganin misalnya ketenagakerjaan, raskin, rakhitis ( lah ? ), dan lain - lain. Gua coba nyari yang ada tulisan “jaminan” gitu dan ketemu. Ada ruangan yang di depan pintunya ada tulisan “jaminan tenaga kerja” gitu kalo kagak salah dan gua langsung masuk.

Gua nanya ke mereka tentang JKBM dan mereka nyuruh gua nanya ke ruangan seberang yang pintunya lagi ditutup. Gua ketok pintu dan masuk ke sana. Di sana ada dua ibu - ibu dan satu cowok yang usianya kira - kira 25 tahun. Tanpa basa - basi gua langsung nanya ke pokok permasalahan…………..

Gua : “Permisi bu, kalo mau ngurusin kartu JKBM itu di sini ya ?”

Ibu 1 : “Wah, bukan dek. Kalo mo ngurusin itu ya ke Dinas Kesehatan.”

Gua : “Oh, emang dinas kesehatannya di mana ya ?”

Ibu 2 : “Di jalan Melati dek.”

Glekk. Jalan Melati itu jauh banget cuy. Kira - kira dua kali lipat dari rumah gua ke Dinas Sosial. Buset dah, gua kesel banget sama orang - orang di kelurahan tadi. Sok tau banget ngasi tau ke Dinas Sosial padahal harusnya ke Dinas Kesehatan. Kalo kagak tau mendingan dari awal aja bilang kagak tau. Bikin orang repot aja. Akhirnya gua nanya lagi……..

Gua : “Terus apa saja yang harus kita bawa ke sana ya ?”

Cowo : “Bawa aja fotocopy KTP sama surat tidak mengikuti asuransi kesehatan .”

Gua : “Saya kan sudah punya surat tidak mengikuti askes itu. Tapi itu yang bulan lalu. Masih bisa ya ?”

Cowo : “Wah, harus yang bulan ini dong.”

Gua : “Oh………………………..”

Ngeselin banget ya ? Pada akhirnya ya harus ke kepala lingkungan dulu. Ribet banget harus ke kepala lingkungan, ke kelurahan baru habis itu ke dinas kesehatan. Itu juga kita masih belum tahu di dinas kesehatan disuruh ngapain lagi. Bisa jadi ada persyaratan aneh yang lain. Aaaaaaargh,, Bikin jengkel gua aja.

Yups, kalo udah gini kayaknya udah kagak mungkin bisa langsung ke puskesmas buat minta surat rujukan. Mungkin hari ini ngurus surat rekomendasi dulu ke kepala lingkungan baru deh ke kelurahan, periksanya bisa ditunda dulu. Dengan mantap gua menuju ke rumah kepala lingkungan yang jaraknya sekitar 200 m dari rumah ( dan 10 km kalo berangkat dari dinas sosial, hiks ).

Sampe sana ternyata pak kepala lingkungannya malah kagak ada. Katanya lagi ke Bangli dan besok paginya baru pulang. Darah gua sampe naik ke kepala semua saking keselnya. Bayangin aja gua dari tadi muter ke sana kemari kagak tentu arah tapi kagak dapet apa - apa dari tadi ( kalo tau gini mending gua tidur aja di rumah ). Target hari itu harusnya minimal udah ke puskesmal eh malah jauh banget dari ekspektasi. Dan akhirnya pencarian hari itu gatot alias gatotkaca ( eh, gagal total maksud gua ).

Besoknya gua kerja dan untungnya bokap bisa ngurusin surat JKBM gua. Habis pulang kerja gua udah lihat surat JKBM ditaruh di atas TV. Sayangnya, tanggal lahir gua salah…………………… Malah tanggal lahir kakak gua yang ditulis di situ. Kata bokap sih kagak ada masalah. Ah, sudahlah. Biarpun suratnya udah diurus pun gua tetep kagak bisa kontrol minggu kemarin soalnya gua baru libur hari rabu sedangkan rabu itu tanggal merah dan puskesmas pasti tutup ( sial banget hidup gua ya ? ). Akhirnya gua harus rela waktu kontrol gua ke RS semakin diundur. Semoga minggu ini bisa deh. Tongkrongin terus ya blog ini biar kalian tau pengalaman kontrol gua selanjutnya ^_^ ????

Sunday, October 11, 2015

Petualangan Spongebob di Dunia Sihir ( Episode 4 )

Squidward : “Jadi, di mana kau meminjam pintu aneh ini, Sandy ?”

Sandy : “Aku meminjamnya dari Doraemon. Jangan bilang kau tidak mengenalnya, Squidward.

Squidward : “Oh yeah, kau benar Sandy. Aku tidak tau Doraemon itu siapa ? Apa dia punya tentakel sepertiku ?”

Sandy : “Emmm ( memandang tentakel Squidward dengan jijik ), tentu tidak. Dia robot kucing dari abad 21.”

Squidward : “Kau bilang robot ? Astagaaaaa Sandy, robot itu bukan makhluk yang baik. Mereka suka menghancurkan dan…….

Sandy : “Dan kau terlalu banyak menonton film, Squidward. Sudahlah, ayo kita bangunkan dua orang pemalas itu.”

Squidward : “Apa kita perlu mengajak mereka ? Orang - orang idiot seperti mereka cuma bisa menyusahkan saja.

Patrick : “Siapa yang kau bilang idiot itu, Squidward ?
Spongebob : “Apa yang kau maksud itu kami ?”

Sandy : “Tentu tidak. Dia cuma bercanda. Benar kan, Squidward ?”

Squidward : “Bercanda katamu ? Hahhhhhh……………Apa wajahku terlihat seperti bercanda ? ( menampakkan wajak serius ).”

Patrick : “Wow, Squidward, wajahmu seperti gurita.”

Squidward : “Aku memang gurita. Ayo kita berangkat, Sandy. Rasanya kita tidak perlu mengajak mereka berdua.”

Spongebob : “Hei, aku juga ingin ikut. Kalian tak mungkin kan pergi tanpa aku ?”

Squidward : “Tentu saja mungkin. Benar kan Sandy ?”

Sandy : “Maafkan aku, Squidward, tapi sepertinya kita harus mengajak mereka.”

Squidward : “Astaga, untuk apa ?”

Sandy : “Untuk bisa masuk ke pintu ini minimal harus ada delapan orang yang ikut.”

Squidward : “Delapan orang ?”

Patrick : “Orang ? Aku kan bintang laut ( wajah bingung ).

Sandy : “Emmm, anggap saja kita orang, ok ? Yaps, dengan Aku, Kau, Patrick, dan Spongebob saja kita masih kekurangan, apalagi kalau mereka tidak ikut.

Squidward : “Tapi kan masih ada tetangga yang lain ?”

Sandy : “Memangnya siapa tetanggamu selain mereka berdua ?”

Squidward : “Oh, sudahlah, aku menyerah. Lalu siapa empat orang lain yang akan kita ajak ?”

Sandy : “Hmmmmm ( berpikir ).”

******************

Tuan Krab : Kau ini !!! Bla bla bla bla bla bla bla………..”

Nyonya Puff : “Kau juga ! Dasar wghcgdbhdbvbsdvnkjsdnvkndsnvd………..”

Pearl : “Apa tidak ada yang peduliii padakuuuuuuuuuuuuuuuu ?????????”

Nyonya Puff : “Oh, maaf Pearl. Aku terbawa suasana. Ini semua gara - gara ayahmu.”

Tuan Krab : “Apa kau bilang ? Ini juga gara - gara kau. Harusnya kau yang mencarikan dan membayar gaji karyawan.”

Nyonya Puff : “Hei, apa kau sudah gila ???”

Pearl : “Ya ampun, hentikan pertengkaran ini. Ayah juga ! Harusnya ayah mengerti perasaan wanita.”

Tuan Krab : “Hei, sejak kapan kau berani menasihati ayahmu ?”

Pearl : “Memangnya tidak boleh ?”

Nyonya Puff : “Tentu boleh sayang, kau tidak usah takut pada kepiting tua yang pelit ini.”

Tuan Krab : “nvsnvjrevnkjnbkfdnmblkdfmbmbmbbmbmmbmb”

Nyonya Puff : “jvnvjwnvnvnvjnvjn vvvvvvvvvvfvjmifmfmblf,bl,blb”

Pearl : “nejnfjenvkjndsvdv m vmd vm mn vmf vfffffffffkdsns”

Akhirnya mereka mengeluarkan bahasa - bahasa yang aneh dan terlarang lagi dan bahkan Pearl sudah mengerti arti dari bahasa itu dan ikut nimbrung dengan mereka. Sementara di tengah adu mulut yang sengit itu mereka tidak sadar kalo di depan mereka ada Spongebob, Patrick, Sandy dan Squidward yang memandang mereka dengan melongo.

Squidward : “Hei, apa yang sedang kalian bicarakan ?”

Spongebob : “Hai, Nyonya Puff ( tersenyum ).”
Nyonya Puff : “Astaga, spongebob, jangan lupa belok kanan, awas ada tikungan tajam, jangan lupa injak rem, awas, tidaaaaaaaaaaaaaaaaak……….”

Spongebob : “Tenang Nyonya Puff, kita tidak sedang di sekolah mengemudi. Eh, ada Pearl juga. Kau seperti habis menangis.”

Pearl : “Begitulah, ini semua gara - gara ayah.”

Tuan Krab : “Siapa yang mengizinkan kalian masuk ke sini ? Bukannya kalian sudah kupecat ?”
Spongebob : “Tuan Krab, kami………………”

Tuan Krab : “Aku tidak mau dengar alasan apapun. Cepat pergi dari sini sekarang !!!”

Sandy : “Maafkan aku Sir, tapi……………”

Tuan Krab : “Kau juga tidak boleh masuk karna kau juga temannya mereka.”

Nyonya Puff : “Kau ini kenapa, Krab ? Jangan terlalu keras pada mereka.”

Tuan Krab : “Ayo cepat kalian pergi dari sini !!”

Squidward : “Baik, kami akan pergi. Tapi jangan harap kami akan membantumu menyelesaikan pesanan sepuluh ribu Krabby Patty itu.”

Tuan Krab : “Hahahahaha. Memangnya orang kalian bisa apa ?”

Patrick : “Hahahahaha, benar, memangnya kita bisa apa ? hahahahahaha. Awwwwwwww, maaf Sandy.”

Sandy : “Ya sudah, kami akan pergi kalo begitu. Aku harap kau bisa menyelesaikannya sendiri, Mr Krab.”

Squidward : “Dan jangan harap kami akan membantumu kalau kau benar - benar mengusir kami.”

Pearl : “Sebenarnya kalian bicara apa sih ?”

Nyonya Puff : “Aku juga ingin tahu. Tadi aku dengar sepuluh ribu krabby patty. Memangnya ada yang memesan sebanyak itu ?”

Sandy : “Jadi rencananya kami akan pergi ke dunia sihir dengan alat yang sudah aku pinjam dari teman. Dengan pergi ke dunia sihir kita pasti bisa menemukan tongkat sihir lalu menyihir sepuluh ribu krabby patty.”

Tuan Krab : “Lalu kenapa kalian harus ke sini dulu ?”

Sandy : “Kami ke sini karna untuk menggunakan alat itu minimal harus ada delapan orang yang ikut. Dan karna kebetulan ada tiga orang di sini, jadi……………”( memandang Tuan Krab, Nyonya Puff, dan Pearl dengan penuh harap ).

Tuan Krab : “Maksudku aku juga harus ikut ? Tidak tidak. Aku tidak dibayar untuk melakukan ini. Kalo aku ikut Krusty Krab otomatis harus tutup juga. Tidak bisa.”

Sandy : “Ya sudah, kami tidak akan membantumu kalau begitu.”

Squidward : “Semoga kau berhasil, Tuan Krab. Ayo kita pergi semuanya” ( ancang - ancang mau berjalan menuju pintu keluar ).

Tuan Krab : “Hei tunggu dulu. Apa kalian benar - benar serius dengan perkataan kalian soal dunia sihir itu ?”

Sandy : “Ya sudah kalo tidak percaya.”

Tuan Krab : “Hei hei, maafkan aku . Baiklah, aku mau ikut dengan kalian. Tapi apa mereka berdua mau ikut ?” ( menunjuk Pearl dan Nyonya Puff ).

Pearl : “Tentu saja aku ikut. Pasti menyenangkan. Iya kan, Nyonya Puff ?”

Nyonya Puff : “Hffffft, baiklah. ( terpaksa )

Spongebob : “Kuharap nanti di dunia sihir kita bisa naik kapal bersama - sama, Nyonya Puff.” ( tersenyum ).

Nyonya Puff : “Maaf, tapi aku tidak tertarik. Lebih baik aku mati saja daripada harus naik kapal yang dikemudikan olehmu, Spongebob.”

Patrick : “Kalau begitu denganku saja, Nyonya Puff.”

Nyonya Puff : “Apalagi kau.”

Tuan Krab : “Tapi tunggu dulu, tadi kau bilang minimal harus delapan orang kan ? Ini kan baru ada tujuh. Berarti ada satu orang lagi yang harus kita ajak.”

Patrick : “Jadi ini baru tujuh orang ? Aku pikir sudah tiga orang.” ( dengan tampang bego sambil menghitung dengan tangannya ).

Sandy : “Kalo Lary sepertinya tidak mungkin karna pasti sedang sibuk menjaga di pantai. Berarti ya tinggal satu orang lagi, kau tahu siapa yang aku maksud kan Tuan ?……………” ( menatap Tuan Krab dengan perasaan tidak enak ).

( Bersambung ke Episode Lima )

Nonton Death Note

Hari rabu kemarin gua maen ke rumah temen yang udah baik banget mau nganterin gua dua hari sebelumnya ke tempat kerja karna suatu insiden yang udah nguras waktu, tenaga, pikiran, duit dan pulsa gua ( baca di “Schedule Berantakan” ). Kalo kagak ada dia mungkin gua bakal jalan kaki berkilo - kilometer dari Rumah Sakit ke tempat kerja. Hadeh, kalo ngebayangin kejadian waktu itu ampun deh.

Gua maen sekalian juga nginap di rumahnya sebagai rasa terima kasih. Biasanya setiap dia ngajak maen ke rumahnya pasti selalu gua tolak karna emang kagak ada waktu dan banyak kegiatan yang harus dilakukan ( namanya juga sok sibuk ). Biarpun kami udah kenal lama ternyata dia baru tau kalo gua juga suka nonton anime waktu lagi ganti gambar profil akun game “Osu”. Lagi browsing gambar anime tokoh yang gua suka dia ikut ngeliat dan tiba - tiba nyeletuk, “Lu suka anime juga ya veg ?” ( buset, ke mana aja lu dari kemarin ? ).

Karna dia baru tau gua suka anime dan berbau detektif, dia nawarin gua film berseri yang diangkat dari manga terkenal yang juga pernah dijadikan anime. Ada yang tau Death Note ? Jujur sih, gua sebenarnya cuma tau doang “judulnya” karna kagak pernah nonton. Dari judulnya juga kagak menarik ( bagi gua ya ? ). Catatan kematian ? Apaan tuh ? Paling cerita aneh yang kagak jelas.

Tapi ya gua kagak enak nolak. Gua bilang iya iya aja sih dan paling entar gua hapus kalo udah nyampe di rumah ( jangan ditiru ya anak - anak ? Hehe ). Selain Death Note yang dia rekomendasiin, gua juga minta beberapa film yang lain karna temen gua yang satu ini emang rajanya film, game, dan musik. Pokoknya koleksi di laptopnya lengkap banget dari A - Z. Apalagi di rumahnya juga ada Wifi. Mantap deh. Coba kalo di rumah gua juga ada wifi, puas - puasin dah tuh download - download……… ( download apaan hayo ? )

Sampe rumah, gua mengurungkan niat buat ngapus film drama seri Death Note yang dia kasi. Malemnya gua coba nonton dengan syarat yang gua buat sendiri : kalo episode pertamanya kagak menarik ya bakal langsung gua hapus semua episode yang lain. Bukannya gimana sih, harddisk gua cuma setengah Tb. Kelihatannya banyak tapi diisi sekian ratus film, game dan yang lain ya pasti kagak kuat juga lama - lama.

Gua mulai nonton. Ceritanya berawal dari seorang anak yang bekerja di sebuah kedai makanan ( ato restoran ? entahlah ) namanya Yagami Light. Suatu waktu dia sama temannya Kamoda didatengin seorang preman ( teman SMA nya dulu yang sering ngejahilin Kamoda ). Terus Kamoda diancam si preman ini kalo kagak bisa ngasi duit 300 rb yen besok, mereka bakal dibunuh. Hp nya si Light diambil sebagai jaminan.

Tiba - tiba di jalan menuju ke rumahnya Light ketemu sebuah buku yang bertuliskan “Death Note” terus dibawa pulang. Sampe di rumah dia baca bukunya. “Tuliskan nama orang yang ingin dibunuh, maka 40 detik kemudian orang itu akan mati”. Dia pikir itu cuma omong kosong terus kagak sengaja dia nulis nama preman yang dulu teman sekolahnya itu di Death Note. Setelah hampir empat puluh detik dia coba untuk ngapus nama temannya itu karna takut itu jadi kenyataan tapi kagak bisa dan akhirnya dia nyerah.

Besoknya ada polisi yang datang ke rumahnya dan ngembaliin Hp Light. Ternyata preman itu udah mati kemarin malam karna serangan jantung. Light yang ngedengerin itu langsung syok dan langsung pengen ngebuang buku itu. Pas udah dibuang ternyata ada insiden lain yang dimana bokapnya ( seorang polisi ) dijadiin sandera ( dengan melakukan negosiasi ) sama orang yang dulu udah ngebunuh ibunya waktu Light dan adiknya Sayu masih kecil. Light yang pengen nyelamatin bokapnya langsung nyari buku itu lagi di tempat sampah dan nulis nama penjahat itu di Death Note. Dan…………Penjahat itu mati karna serangan jantung pas mau nembakin ayahnya Light. Sejak itu Light punya misi untuk ngabisin semua penjahat di dunia ini dan nyiptain keadilan ( keren kan ? )

Awalnya gua agak bosen gitu sama ceritanya. Paling ceritanya kayak gini - gini aja eh tapi setelah ditonton terus gua malah jadi makin penasaran sama ceritanya. Akhirnya gua lanjutin terus sampe tamat ( episode 11 ) dengan SKD - m ( Sistem Kebut Dua malem ). Gua nonton dari rabu malem jam 7 sampe jam dua belasan terus besoknya juga kayak gitu.

Yang bikin ceritanya jadi seru itu ada tokoh detektifnya. Gua pikir ini cuma cerita orang jahat ditulis namanya gitu dan mati terus selesai. Ternyata di sini ada musuh besar Light yang pengen nangkap dia yang namanya “L”. L ini salah satu detektif paling jenius yang ada waktu itu dan udah banyak nyelesaiin banyak kasus.

Cerita jadi makin seru waktu L curiga kalo Light itu Kira ( tokoh yang diciptain sama Light ). Lalu ada Kira kedua yaitu Amane Misa yang juga salah satu Idol di Jepang dan salah satu artis favorit Light. Amane Misa yang sangat memuja Kira karena ngebunuh penjahat yang udah bikin dia kehilangan orang tuanya ini ikut mendukung dan membantu Light buat ngabisin orang - orang yang jahat. Kemudian pertarungan antara L dan Light ini terus berlanjut sampe akhirnya dimenangkan oleh Light waktu dia berhasil tahu nama L yang sebenarnya. L mati dalam keadaan kena serangan jantung ( kasian ).

Setelah L mati, dia digantiin sama temannya “Near” yang juga tangan kirinya L ( buat cebok dong, hehe ). Near ini tingkahnya agak seperti anak kecil jadi kagak begitu bikin Light khawatir. Tapi ternyata L salah, dengan kehebatan dan strategi yang Near punya, singkat cerita di episode akhir ( ya iyalah, masak episode awal ? ), Light kalah dan mati di tengah kobaran api yang besar.

Film / cerita ini banyak banget pesan moralnya. Yang namanya kejahatan emang pasti selalu ada tapi membunuh mereka bukanlah jalan yang tepat. Mereka juga punya hak untuk hidup sama kayak kita biarpun sejahat apapun dia ( ya ampun, gua kerasukan apa coba bisa ngomong gitu ? ). Demi ambisi Light yang kurang bijaksana itu, dia sampe kehilangan bokapnya sendiri dan Light sama sekali kagak ada penyesalan.

Yang bikin gua ketawa itu di awal - awal cerita gua malah lebih ngebelain Light daripada L ( dasar otak kriminal ). Padahal kan jelas - jelas L ini membela kebenaran dengan cara yang benar. Tapi lama - lama kok si Light ini makin nyebelin gitu sampe ngebunuh orang yang kagak bersalah juga apalagi pas si L ini mati. Gua jadi gemes banget sama Light pengen tak remes - remes terus gua kasi ke kucing gua biar dimakan ( #lebay ).

Kekurangan dari cerita ini ya agak aneh aja kalo tokoh utamanya orang jahat ( mati lagi di akhir cerita ). Gua sih ngarepnya si Light akhirnya sadar gitu di pertengahan cerita dan akhirnya tobat terus kerja sama dengan L buat ngancurin Death Note yang udah dipegang sama orang lain. Soalnya sempat ada episode si Light ini dihapus ingatannya sama dewa kematian tentang Death Note ( atas permintaan Light sendiri biar dia kagak dicurigai terus ) dan dia langsung kerja sama dengan L. Tapi tau - tau begitu ingatannya kembali dia malah kembali kayak dulu lagi ( cape deh ).

Tokoh favorit gua di sini itu Near. Biarpun dia awalnya diremehin tapi ternyata otaknya jenius banget. Gua udah takut aja kalo dia akhirnya harus mati kayak L. Malah si Light tuh yang kalah telak akhirnya setelah kena perangkap beruntun dari Near. Ya pokoknya bagi kalian yang suka sama cerita misteri / detektif, recommended banget nih buat ditonton. Dijamin emosi kalian bakal dimainin terus kalian bakal guling - guling kasur saking serunya ( ga gitu juga sih ). Thanks banget ya gung buat filmya ? Hehe……..

Ingatan Fotografis KW 10

Ada yang tau manga / anime Detective Shool Q ? Kalo tau pasti kagak asing dong sama tokoh Megumi Minami ? Megumi Minami adalah salah satu murid dari DDS ( Dan Detective School ) yang memiliki kemampuan ingatan fotografis. Dengan kemampuan ini Megumi dapat mengingat segala sesuatu dengan cepat hanya dengan sekali lihat yang mirip dengan cara kerja kamera. Asyik banget ya ?

Gua kagak tau ini disebut apa, tapi gua juga punya kemampuan mengingat yang “agak mirip” sama Meg. Serius lo ? Pasti lu cuma pengen naikin rating kan ? Kagak lah, emang lu pikir acara TV pake rating - ratingan segala ? Mungkin emang agak aneh dan sulit dipercaya tapi gua sendiri ngalamin hal ini.

Waktu kelas 3 SD dulu gua punya tetangga yang udah kelas 6 ( SD juga ya ? Bukan SMP ). Dia ( sebut saja Bobo ) mau belajar IPS buat ulangan besoknya dan gua disuruh bantuin tanya jawab kalo udah selesai. Gua waktu itu iseng - iseng aja baca buku IPS nya tentang ibu kota Negara di dunia. Lagi asyik baca kagak tau kenapa gua tertarik gitu buat ngafalin.

Dan………..Dalam waktu tiga jam kurang gua udah hafal semuanya. Masak sih ? Mungkin lu kagak percaya tapi itulah kenyataan yang terjadi. Harusnya temen gua yang belajar malah jadi gua yang dapet ilmunya. Bobo aja cuma ngafalin Negara di Asia tenggara sering salah terus. Gua minta tolong gantian gua yang dites dan hasilnya ? 98 % benar.

Mungkin lu pikir yang gua hafal paling cuma segelintir doang tapi kagak gays. Ini bener - bener “Semua Negara” yang tertulis di buku itu mulai dari Benua Asia, Eropa, Amerika, Australi, dan Afrika. Hitung aja tuh totalnya ada berapa. Si Bobo sampe nganga dan kagak percaya anak kelas 3 SD bisa ngafalin semua itu dalam waktu singkat dan itu berawal dari “ketidaksengajaan”.

Percaya ga percaya juga, ingatan itu bahkan tetap awet sampe sekarang. Bahkan di usia gua yang kepala dua ( hiks, tua banget gua ), ketika ada temen gua yang ngetes Negara Ethiopia ibukotanya di mana gua dengan mantap akan menjawab Abrakadabra ( eh, maksud gua Addis Ababa ). Nama yang aneh ya ? Tapi nama seaneh itu berhasil gua hafalin waktu masih kelas 3 SD ( yayyy, tepuk tangan dong, sombong dikit, heehe ).

Selain ibukota Negara di dunia, gua sampe sekarang masih tetep inget materi - materi pelajaran waktu masih SD dulu contohnya angka romawi. Tanpa perlu membaca buku dan mengingat - ngingat lagi, gua tetap bisa mengubah angka biasa menjadi romawi dan begitu juga sebaliknya. Padahal itu udah hampir delapan tahunan lebih. Gua juga sampe sekarang masih inget percakapan dasar dalam bahasa Jepang yang sempat gua pelajari waktu kelas 5 SD tanpa perlu membuka - buka buku lagi.

Dan gua masih inget kejadian - kejadian yang pernah gua alamin waktu masih kecil dulu. Contohnya waktu masih SD kelas 1 gua paling males pake celana dalam tapi karna ada suatu kejadian (#disensor), gua langsung trauma, dan sampe hari ini selalu pakai celana dalam. Waktu masih umur empat tahunan keluarga gua diajak makan sama bule ke restoran ( ya iyalah masak di kuburan ? ) dan gua mau makan ayam tau - tau ayamnya jatuh ke lantai di bawah meja terus gua ambil lagi ( dan gua makan di bawah, wueekkz ).

Gua juga inget dulu waktu masih TK pernah pergi ke ulang tahunnya temen padahal udah kagak dikasi izin sama nyokap. Eh tau - tau nyokap datang ke sana dan gua dijewer terus langsung disuruh pulang. Absurd banget deh nyokap gua padahal cuma pengen ngerayain ultah temen doang. Dan masih banyak kejadian di masa kecil gua yang terekam di otak sampe sekarang.

Awalnya gua mikir “ah, paling - paling anak - anak kecil yang lain juga sama kayak gua” tapi dugaan gua salah. Contohnya aja murid - murid yang gua ajarin. Sering banget mereka lupa sama materi yang pernah diajarin sebelumnya padahal itu belum ada sebulan ato dua bulan, bahkan ada yang baru diajarin hari ini tau - tau besoknya udah lupa.

Contoh nya lagi adik gua, Justin. Dia sering banget diingetin bokap, kalo pulang sekolah tas dan sepatu ditaruh di tempatnya, baju digantung dengan rapi. Eh, besoknya lupa, semua ditaruh asal - asalan. Diingetin lagi, besok nggak dah dilakuin dengan alasan klasik “lupa”. Kalo gua dinasihatin gitu ya gua bakalan inget terus lah.

Bahkan sampe sekarang Justin kagak bisa perkalian. Berkali - kali disuruh ngafalin ya ujung - ujungnya mentok di perkalian dua sama tiga. Itu pun cuma sehari, besoknya ? Jangan harap. Jadi bisa gua simpulkan kalo kagak semua anak punya ingatan yang kuat kayak gua. ( yayyyyyyy. tepuk tangan lagi dong ).

Bicara mengenai ingatan yang kuat, gua nyesel juga sih kagak menggunakan kemampuan ini dengan baik karna sejak masuk ke umur 17 tahun ingatan fotografis KW gua udah bener - bener menurun bahkan hilang sama sekali. Gua sekarang kagak ada bedanya kayak aki - aki tua yang pikun. Kadang ketika gua mau ngomong sesuatu tau - tau lima menit kemudian udah lupa sama sekali mau ngomong apa. Naruh barang di suatu tempat juga kadang suka lupa kalo mau nyari lagi.

Tapi biarpun ingatan gua sekarang udah setara sama aki - aki, apa yang dulu pernah gua ingat dan pelajari di waktu dulu sama sekali kagak hilang. Contohnya ya tadi, gua sampe sekarang masih tetep inget nama ibukota Negara bahkan sampai detail cara menulisnya. Angka romawi juga gitu. Ilmu pengetahuan umum yang gua sempet baca di masa kecil tetep gua inget. Pengalaman di masa lalu sampai ke akar - akarnya gua tetep inget.

Cuma ya gitu, kalo sekarang disuruh belajar hal baru misalnya disuruh ngapalin tulisan yang ada di dalam satu lembar kertas penuh, mungkin bisa hafal tapi lamaaaaaaaaaaaaaaa ( pake banget ya ? ) dan itu pun cuma inget sebentar. Paling beberapa hari dites udah lupa lagi ( disitulah gua merasa sedih ). Tapi biarpun membutuhkan waktu lama dan cuma temporary ( kagak permanen seperti dulu ), masih bisa lah kalo menghafal / mengingat sesuatu secara detail.

Seperti yang gua bilang di atas tadi, kemampuan mengingat gua udah kagak seperti dulu lagi . Waktu masih SMA, di kelas gua dijuluki “si jago ngafal” padahal lu kagak tau aja gua belajar sampe empot - empotan. Belajar dari siang sampe besok paginya lagi terutama yang hafalannya banyak kayak PKN. Tidur cuma 2 sampe 3 jam aja kalo ulangan umum. Mereka paling belajar cuma 1 sampe 2 jam makanya kagak bisa - bisa. Makanya kalo gua dibilang jago ngafal gua kagak terima. Kalo dulu sih bener banget. Sekarang gua mah apa atuh, cuma pacar gelapmu uuuuuuu…..

Tapi karna kemampuan mengingat ini ( yang biarpun udah agak karatan dan sering dipaksa ), gua jadi selalu ranking satu di kelas bahkan juara umum ( peace, minta foto dan tanda tangannya nanti aja ya ? ). Karna gua waktu SMA masuk jurusan IPA ( Ilmu paling Alay ) yang 90 % anak - anaknya lemah dalam menghafal ( kecuali rumus - rumus yang bikin kepala lu terasa berputar 980 derajat ), gua jadi diuntungkan soalnya selain empat mata pelajaran pokok ( Matik, kimia, bio dan fisika ), mata pelajaran yang lain ya menghafal semua ( kecuali bahasa indo, tapi pelajaran ini mah makanan gua banget. Bahasa Inggris ? Gua dari kelas 2 SD udah banyak belajar / menghafal kosakata bahasa inggris jadi kagak masalah ). Ditambah lagi kemampuan gua dalam mata pelajaran jurusan IPA juga cukup…….. Ya cukup - cukupin aja lah, hehe.

Gua ngebayangin kalo dulu gua pake ingatan fotografis KW ini buat belajar banyak bahasa asing mungkin gua sekarang udah jadi expert kali ya ? Terus misalnya gua belajar dan mendalami sains banget waktu dulu mungkin gua bisa jadi kayak Einstein ( #ngarep ). Tapi sayangnya dulu waktu masih SD gua kagak serajin SMP ato SMA. Udah males belajar, kerjaannya main terus, nyewa komik, ke rental PS 2. Sekarang nyesel deh.

Tapi kalo dipikir pasti gua bakal jadi sombong banget deh kalo misalnya bisa menguasai banyak bahasa asing ato bisa hafal seluruh isi UUD gitu. Mungkin entar malah ilmu itu kagak bisa gua pake dengan baik ( gua hafal ibukota Negara aja sombongnya udah kayak gini apalagi bisa yang lain ? ). Bisa - bisa gua malah jadi teroris nanti ( amit - amit deh ).

Dan saat ini, ada beberapa anak yang punya kemampuan yang sama kayak gua. Ada yang hafal ibukota Negara bahkan sampe letak, bendera, sejarah, sampe sedetail - detailnya ( sayang banget waktu dulu gua cuma pelajarin ibukotanya aja ). Harapan gua sih semoga mereka - mereka ke depannya jadi orang yang berguna dan punya kontribusi untuk dunia.

Setidaknya gua cukup berbangga sempat dititipi kemampuan yang luar biasa ini dari Tuhan. Ada sedikit penyesalan karna gua dulu kurang memaksimalkan kemampuan ini waktu masih kecil dulu. Tapi ya semua itu disyukuri aja deh. Siapa tau kemampuan gua mengingat nama semua ibukota Negara di dunia ada manfaatnya buat gua di masa depan nanti. Kali aja gua jadi anggota PBB gitu ? ( amin ). Ato presiden dunia ? Haha, asal jangan jadi sampah ibukota aja………………

Schedule Berantakan

Hari Senin kemarin mungkin benar - benar hari jadi hari yang “memoriam” banget buat gua. Jam sembilan pagi gua ke Rumah Sakit Sanglah buat kontrol. Biasanya sih gua selalu datang jam delapanan tapi karna kali ini gua kagak terburu - buru, artikel blog juga udah kelar tinggal posting doang, yah, intinya kagak ada sesuatu yang harus dikhawatirin lah .

Segala sesuatunya berjalan lancar mulai dari ngantri di loket delapan dan tiga. Di loket tiga sih sempat terjadi hal yang absurd. Pas gua mau nyerahin berkas - berkas untuk peserta JKBM ada mas - mas yang nanya, “Udah ngambil nomer antrian mas ?” Dan gua langsung jawab, “Saya udah ngambil nomer antrian di loket 8 mas jadi ga perlu ngantri lagi di sini karna saya cuma tinggal nyerahin berkas ini aja.” Puas lo ? kata gua dalam hati. Dianya sih cuma bilang “oh” sambil ketawa gitu. Nyebelin banget.

Habis itu gua langsung ke poli THT. Kalo ini ya jelas bakal lama ngantrenya. Gua udah siap sedia HP sama tablet yang baterenya full biar kagak bosen nungguin. Setelah gua amati selama kontrol berkali - kali ini kebanyakan pasien yang ada di poli THT orang - orang yang udah tuwir. Rata- rata umur mereka udah 50 tahunan ke atas. Kalo ada yang masih muda paling kagak nyampe seperempatnya ( hiks, sedih banget ). Udah kagak bisa nyuci mata, nyuci piring apalagi ( lah ?? )

Satu jam kemudian gua disuruh masuk. Seperti biasa si Dokar yang nanganin gua. Dia nanyain tentang “surat rekomendasi” dan gua bilang kalo hasilnya nihil. Ni dokter padahal udah liat sendiri kemarin gua dimarahin sama para adminnya eh malah pura - pura kagak tau ( baca selengkapnya di “Tes Alergi dan Pertengkaran Kecil” ). Dia malah ngebelain para admin itu dan bilang kalo lebih baik gua memang dirawat di Wangaya aja,bla bla bla. Males banget kan ?

Dokar juga bilang kalo di Sanglah cuma untuk penyakit yang berat aja dan penyakit gua tergolong ringan. Lah, kalo ringan kenapa gua kontrol berjuta - juta kali kagak sembuh - sembuh ? Please deh, rumah sakit pusat aja kagak becus nanganin apalagi rumah sakit daerah ? Ada lagi dokter cewek yang nyeletuk “kalo JKBM itu berjenjang jadi ga bisa langsung ke sini.” Lol banget, dikira gua kagak tau kali ya ? Ya sudahlah, gua iya - iyain aja mereka ngomong apa.

Kali ini kontrolnya kagak seperti yang sebelumnya. Gua kagak nyampe sepuluh menit ngobrol - ngobrol langsung dikasi resep obat dan surat pengantar untuk rontgen. Yayyy, rontgen lagi. Lu pasti mikir kenapa gua senang dirontgen. Gua sendiri juga bingung sih cuma asyik aja gitu nempelin hidung gitu terus difoto. Dan lagi, gratiiiiiiiiiiis, hehehe ( kapan lagi bisa check up gratis ? )

Karna berdasarkan pengalaman sebelumnya gua sempat “kapok” harus bolak balik ( baca di “Welcome to Rhinology” ), gua langsung menuju tempat fotocopy Rumah Sakit buat fotocopy surat pengantar rontgen. Di luar dugaan yang ngantre buanyaaaaaaaaaaak banget. Untung gua kagak ada urusan penting / urgent. Saking ramenya, yang mau fotocopy harus ambil kertas kecil yang disediain terus nulis mau difotocopy rangkap berapa baru dijepretkan ke berkas yang mau difotocopy dan disuruh nunggu sampe namanya dipanggil.

Baru kali ini gua fotocopy kayak mau ngantre sembako. Yang paling jleb itu ada anak SMA yang padahal udah nunggu lebih lama dari gua, begitu namanya dipanggil dengan polosnya pegawai fotocopynya bilang, “waduh, kayaknya ini ga bisa difotocopy sekarang, kalo besok mau ga ?” Dan jelas lah anak ini nolak. Dia langsung pergi dan dengan cuek ngebuang bungkus makanannya ke sembarang tempat padahal ada tong sampah di dekatnya. Ni anak berani banget, hehe, kalo gua yang ngelakuin itu mungkin udah jadi kasus ya ?

Yang bikin gua salut, karyawan di fotocopy ini kagak mandang bulu ( tapi mandang apa hayo ?), bahkan suster dan dokter yang mau fotocopy tidak mereka dahulukan dan diperlakukan sama kayak yang lain. Begitu ada dokter yang mau fotocopy, salah satu pegawainya nanya, “mau nunggu dok ? Ini masih banyak sekali lo.” Untungnya dokter ini polos jadi ya dia cuma bilang iya iya aja. Padahal gua ngarepnya ada pertengkaran gitu antara dokternya sama pegawai fotocopy. Kayak gini nih…………….

Dokter : “Kamu itu cuma pegawai rendahan. Berani - beraninya ada dokter yang datang tapi tidak kamu layani duluan.

Pegawai 1 : “Terus gua harus bilang wow gitu ?”

Dokter : “Wooooow …………”

Pegawai 2 : “Sekali lagi dong.”

Dokter : “Wooooooooooow…………..”

Pegawai 3 : “Hmmm, masih kurang lebar mulutnya.”

Dokter : “Woooooooooooooooooow………Aaaaaaah ( kemasukan kertas yang dilemparin pegawai fotocopy ). Kalian ini mempermainkanku rupanya. Pengawal, tangkap mereka……… !

Sejak kapan ada pengawal ? Aaaaah, entahlah, abaikan. Sayang sekali khayalan gua terlalu tinggi dan kagak terjadi. Setelah setengah jam akhirnya punya gua udah selesai difotocopy. Gua rapiin berkas - berkasnya semua biar gampang nantinya. Kagak sengaja gua baca surat JKBM gua yang ternyata tanggal 7 ( hari rabunya ) bakal mati dan kagak bisa dipake lagi. Gua langsung mau sms bokap buat minta tolong mintain ke ke kelurahan, tiba - tiba ada sms yang masuk.

Gua kira ini dari bokap tapi ternyata ada sms dari nomer yang kagak gua kenal yang isinya………………..

“Mr, kenapa ga ke kantor hari ini ?”

Mr ? Panggilan ini emang udah kagak asing lagi. Ini panggilan di tempat kerja gua. Gua cek smsnya dan setelah ditelusuri di pesan sebelumnya, ternyata ini nomer bos gua. Aneh banget ya gua, kagak nge - save nomer bos sendiri ? Tapi tunggu dulu, ini kan hari senin ? Gua kan emang libur hari ini. Terus kenapa ditanya gitu ? Gua langsung telpon.

Gua : “Miss, hari ini masuk ya ?”

Bos : “Sabtu kemarin kan kita cuti bersama jadi hari ini Mr harusnya datang.”

Gua : “Waduh, tapi saya lagi di rumah sakit ni. Saya ga tau lo.”

Bos : “Lah, emang kemarin koordinasinya gimana sama Miss Monica ?

Gua : “Ga dikasi tau apa - apa. Saya pikir kalo libur ya libur. Terus gimana nih miss ? Kalo saya datang telat gapapa kan ?”

Bos : “Coba tanya ke kantor ya ?”

Gua : “Boleh saya minta nomernya ?”

Bos : “Ok, nanti saya sms.”

Kurang dari satu menit bos gua ngirimin nomer kantor. Gua telpon ke nomer itu………………

Gua : “Halo, ini Miss Monica ya ? Ini vega miss. Hari ini kita masuk ya ?”

Miss M : “Iya, kan sabtu kemarin kita libur jadi hari ini Mr harusnya masuk untuk koreksi dan buat program.

Gua : “Oh gitu. Tapi saya lagi di rumah sakit ni. Gimana dong Miss ? Boleh ga saya datangnya agak telat ?”

Miss M : “Iya boleh.”

Gua : “Bener miss ?”

Miss M : “Iya, gapapa.”

Gua : “Makasih Miss.”

Sekarang gua mulai panik. Kayaknya emang kagak mungkin hari ini bisa rontgen. Gua sms bokap buat minta diantar ke tempat kerja ( gua belum punya motor ). Lima menit kemudian ada telpon dari bokap……………..

Bokap : “Wah, iki piye yo. Bapak lagi nganter orang ni.

Gua : “Lha, terus gimana dong ?”

Bokap : “Waduh, dadakan masalahnya. Aku kira kamu libur.”

Gua : “Aduh, gimana ni ?”

Bokap : “Libur aja wes, pak ga bisa ngantar soalnya.”

Gua : “Kok gitu sih ? Bla bla bla….

Ehhhh. Malah bokap gua yang matiin telpon duluan. Aaaaarggggh, kesel banget gua. Masak iya gua harus jalan berkilo - kilo dari rumah sakit ke tempat kerja gua ? Gua juga belum mandi waktu itu. Cepet - cepet gua langsung lari dari tempat fotocopy ke rumah gua yang jaraknya hampir 3 km. Di tengah jalan gua coba telpon teman SMA gua yang kayaknya bisa gua mintain bantuan.

Gua : “Bro, lagi sibuk ?”

Temen : “Kagak sih, paling entar sore, kenapa ?”

Gua : “Boleh minta tolong anterin ke tempat kerja gua ga ? Deket kok ?”

Temen : “Anterin ? Pake motor gitu ?”

Gua : “Iyalah, bisa ga ? Kalo ga bisa gapaapa kok.”

Temen : “Emang lu di mana sekarang ?”

Gua : “Di tempat biasa. Bisa kan ?”

Temen : “Bisa kok, aku ke sana ya sekarang ?”

Gua : “Ok.”

Anjiiiiiiir, untung banget temen gua bisa bantuin. Bokap masih aja sempet telfon gua tapi kagak gua angkat. Males banget, masak anaknya minta tolong malah dimatiin telponnya ? Karna kagak enak ditelpon terus gua angkat akhirnya tapi gua diem aja dan kagak jawab pas dipanggil. Akhirnya bokap matiin telponnya. Sepuluh menit kemudian ada sms dari bokap……

“Cari ojek saja nanti pak yang bayar”

Iiiiiiiih, apaan coba ? Dikira naik ojek itu murah ? Gua kagak jawab smsnya. Sampai rumah gua langsung ganti baju kerja ( kagak mandi karna buru - buru ) dan langsung ke “tempat biasa” nungguin temen gua datang. Gua sih udah waswas siapa tau dia tiba - tiba bilang “sorry, aku ga bisa nganter veg, aku bla bla bla” . Yah, gua udah siap dengan segala kemungkinan yang terjadi.

Untungnya itu cuma perasaan gua karna dia akhirnya datang juga. Kami langsung berangkat dan sempat salah jalan juga ( sampe sekarang gua kagak ngarti kenapa cepet lupa sama jalan ). Tapi karna kagak enak sama temen gua kalo minta balik arah, gua minta berhenti dengan alasan “udah deket kok”. Pokoknya gua cuma bisa bilang makasih deh karna dia gua jadi kagak perlu naik bemo ato ojek yang harganya pasti kagak wajar apalagi sampe harus jalan kaki berkilo - kilometer.

Sampe di tempat kerja gua udah capek banget. Baju sampe basah banget kayak habis dicuci terus muka gua udah kayak zombie aja tuh saking dehidrasinya. Kacau parah deh pokoknya. Gua kesel aja kenapa kagak ada koordinasi yang jelas gitu lo. Banyak banget kerugian gua. Schedule jadi berantakan. Harusnya hari ini rontgen malah kagak jadi, posting artikel kagak mungkin bisa karna habis kerja gua langsung kuliah sampe malam. Pulsa yang tadinya 20 ribu sekarang cuma tinggal 5 ribu gara - gara harus nelpon sana sini.

Pantes aja firasat gua udah kagak enak dari hari minggu. Bawaannya pengen langsung nyelesain semua artikelnya. Ternyata bener deh hari senin waktu gua tersita banyak. Karna kejadian ini juga gua jadi bertengkar sama bokap. Bahkan selasanya berlanjut ke masalah yang lebih besar dan gua sampe kagak bicara sama bokap selama tiga hari. Surat JKBM juga kagak bisa terurus karna masalah ini. Susah deh. Besar kemungkinan gua kagak bakal kontrol lagi dalam waktu agak lama. Dengan rasa capek yang luar biasa gua ke singgasana ( baca : tempat duduk ) dan langsung mengoreksi PR murid gua. Hfffffffft, hari yang bener - bener “sesuatu banget”………………

Monday, October 5, 2015

Petualangan Spongebob di Dunia Sihir ( Episode 3 )

Sandy : “ Oh, jadi begitu ? Kalian ingin aku membantu menemukan cara membuat sepuluh ribu Krabby Patty ?”

Squidward : “Begitulah, sebelum pak tua itu mengeluarkan aku emm maksudku kami dari Krusty Krab. Betul kan Spongebob ?”

Patrick : “Betul Squidward. Aku…..”

Squidward : “Aku tidak sedang bicara denganmu, Patrick.”

Spongebob : “Jadi, bisakah kau membantu kami, Sandy ?”

Sandy : “Emmmm. dilihat dari manapun kalo kita berpacu pada teori mekanika kuantum, irisan atom Bohr, radiosiotop, gelombang elektromagnetik dan penyebaran electron sepertinya itu hal yang tidak bisa dipecahkan dengan rumus kimia sederhana yang dicampur dengan bahan dasar Natrium dan……………….”

Squidward : “Dan bisakah kau langsung mengatakan intinya kepada kami ? Aku ingin cepat - cepat menyelesaikan urusan ini supaya bisa berlibur.”

Spongebob : “Kau lupa Squidward ? Menurut Undang - Undang ketenagakerjaan Krusty Krab nomer 342 amandemen ke 0 para pegawai Krusty Krab dilarang minta libur atau cuti karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Squidward : “Tentu aku ingat, Spongebob. Tapi sayang sekali si bodoh Krab itu lupa kalo kita bukan pegawai, kita SUKARELAWAN.”

Sandy : “Hmmm, jadi bagaimana ini ? Kenapa kalian malah membicarakan yang lain ?”

Squidward : “Maaf, jadi apa kau sudah punya solusi ?”

Sandy : “Sepertinya…….. Tidak.”

Squidward : “Hehehe, tidak ya ? Jadi kau tidak ada bayangan sama sekali ? Lalu kenapa kita capek - capek ke siniiiiiiiiiiiiiiii ( berteriak ) ?

Patrick : “Kita kan ke sini mau mengajak Sandy menangkap ubur - ubur. Ya kan Spongebob ?”

Spongebob : “Jangan bercanda, Patrick. Kita sedang serius.”

Patrick : “Jadi kita tidak akan menangkap ubur - ubur ? Huaaaaaaa ( menangis ).”

Squidward : “Bisakah kau diaaaaaaaaaaaaaaaaaaam !!!!!!!!”

Spongebob : “Ayolah, Sandy, pikirkan sesuatu.”

Squidward : “Sudah kuduga, kalian cuma orang tolol yang tak berguna, aku cuma membuang - buang waktu ke sini, mulai dari ide mengajak ke sini lah, sihir lah, semua itu mustahil dilakukan. Mana mungkin……….. ( berjalan ke pintu keluar ).

Sandy : “Hei, kurasa kau benar. Sihir ? Kenapa tidak terpikir dari tadi ?”

Squidward : “Oh, ayolah. Kukira kau pintar tapi ternyata sama tololnya seperti Spongebob. Dia yang mengusulkan ide ini tadi ke Tuan Krab.”

Sandy : “Tapi idenya sangat brilian.”

Squidward : “Kau serius ? Memang bagaimana caranya ? Kau punya tongkat sihir ?”

Sandy : “Tidak sih. Tapi…………………”

Squidward : “Sudahlah, Jangan mengada - ngada. Kalo tongkat sihir tidak punya ya bagaimana caranya ?”

Sandy : “Aku mungkin tidak bisa membuatnya, tapi kita bisa mencarinya.”

Squidward : “Mencari ? Mencari ke mana ? Kita pergi ke dunia sihir maksudmu ? Haha, kau ini terlalu banyak membaca novel, hahahaha.”
Sandy : “Tentu bisa.”

Squidward : “Hei, kau tidak sedang bercanda atau membodohiku kan ?”

Sandy : “Kau sadar tidak dari tadi cuma kita saja yang bicara. Yang lain pada……Oh, ternyata………”

Patrick & Sponge : “Groooook grooook” ( mendengkur ).

Squidward : “Ya Tuhan, mereka malah tertidur.

Sandy : “Sudah, biarkan saja, ayo ke ruang kerjaku di bawah sini. Akan kutunjukkan sesuatu.”

Squidward : “Oh, baiklah ( pasrah ).

*************************

Nyonya Puff : “Tuan, kenapa krabby pattyku gosong ?” ( menuju tempat kasir yang dijaga Tuan Krab ).

Tuan Krab : “Maaf, Nyonya. Pegawai kami yang sebelumnya sudah tidak bekerja di sini lagi. Pegawai baru kami masih butuh penyesuaian.”

Nyonya Puff : “Maksudmu Spongebob dan juga pria bertentakel menjijikkan itu sudah berhenti bekerja ?”

Tuan Krab : “Errrr, yaaaaa.”

Nyonya Puff : “Lalu siapa orang tak beruntung yang menggantikan mereka ?”

Tuan Krab : “Diaaaaaa……….Diaaaaaaaa…….”

Pearl : “Huaaaaaaaaa…… Huaaaaaaaaaaaaaa………… Ayah jahat, kenapa ayah menyuruhku membantu bekerja di sini ? Aku kan tak suka memasak ( keluar dari dapur sambil menangis sambil mendatangi Tuan Krab ).

Nyonya Puff : “Astaga, Tuan Krab, kau tega sekali menyuruh anakmu bekerja di sini. Kenapa kau tidak mencari pegawai baru ?”

Pearl : “Nyonya Puff, ayah jahat ( memeluk Nyonya Puff sampai dia menggelembung ).

Nyonya Puff : “Aduh, lepaskan Pearl. Kau belum menjawabku Tuan Krab.”

Tuan Krab : “Kau kan tau kalo kita harus membayar gaji karyawan setiap bulannya. Jadi………… Jadiiiii….

Nyonya Puff : “Jadi kau tidak mau mengeluarkan sepeser uangpun untuk membayar gaji karyawan ?”

Tuan Krab : “Iyaaap……”

Nyonya Puff : “Dan kau menjadikan anakmu ini sebagai korbannya ?”

Tuan Krab : “Hmmmm, bagaimana ya ? Sebenarnya…..”

Nyonya Puff : “Kalau kau tidak merubah sifat pelitmu itu mungkin aku juga tak akan mau menikah denganmu Tuan Krab.”

Tuan Krab : “Hei, apa maksudmu Nyonya Puff ?”
Nyonya Puff : “Kau selalu saja begitu. Pura - pura tidak mengerti. Tidak mengerti perasaan wanita, dasar kepiting pelit !!!!!!!!!

Tuan Krab : “*&%$&%&*(&%$#@@%&)*&^%*(()))**&^%$$#%^&”

Nyonya Puf f : “+_)(*&^%$#@#$%^&)(*%45^&*(*76$%^&*((6%%^&*(“

Pearl : “Huaaaaaaaaaaa ( menangis makin keras ).”

Mungkin cuma mereka berdua saja ( Tuan krab dan Nyonya Puff ) yang tau arti dari bahasa - bahasa aneh di atas tadi ( bahkan Pearl pun tidak mengerti dan akhirnya tetap melanjutkan tangisannya lagi ). Sementara itu di ruang kerja Sandy…………

Sandy : “Ini adalah pintu ke mana saja. Jadi cuma dengan menyebutkan tempat ke mana kita mau pergi, kita bisa langsung ke sana.”

Squidward : “Apa benar ada alat secanggih itu ?”

Sandy : “Tentu saja ada.”

Squidward : “Kutarik kata - kataku waktu di atas tadi, Sandy. Kau ternyata benar - benar sangat jenius dan brilian dan……………”

Sandy : “Sebenarnya bukan aku yang menciptakan. Aku cuma pinjam.”

Squidward : “Oh, kutarik kata - kataku lagi.

Sandy : “Hmmpppph” ( cemberut ).

**********************

Madam Z : “Tidak lama lagi masa kejayaanku akan dimulai.”

Coco : “Apa Yang Mulia yakin mereka bisa menyelesaikan sepuluh ribu Krabby Patty dalam sekejab “tanpa sihir” ?

Madam Z : “Justru itu bagian dari rencanaku, Coco. Mereka pasti akan kena perangkapku.”

Coco : “Saya masih tidak mengerti, Madam.”

Madam Z : “Sebenarnya aku juga tidak mengerti sih ( Gubrak ).”

Coco : “Hah ? Kok bisa ?”

Madam Z : “Udah, kita nurut sama pengarangnya. Ok, kita ikutin aja apa yang ditulis di naskah. Nanti juga dikasi tau. Sekarang kita ketawa aja sesuai skenario, ya ? Hahahahahahahahaha ( ketawa campur malu ).

Coco : “Ha ha ha ha ( ketawa terpaksa ).

( Bersambung ke Episode Empat )

Semua Beralih ke Danz Base

Setiap pergi ke Mall yang ada game centernya, permainan yang gua cari paling cuma satu, Pump It Up. Ada yang tau ? Pump It Up itu nama permainan yang bentuknya kayak kuda - kudaan terus habis itu nanti arenanya bakal muter - muter dan kudanya ikut naik turun, eh, bukan, itu komedi putar. Maksud gua permainan yang bentuknya kayak perahu terus kita muter - muter gitu ( sama aja lah ).

Bukan, bukan itu. Ok, sekarang gua serius seseriusnya. Jadi menurut pasal 1328 KUHP……. ( lah, jadi tambah ngaco ). Pump itu permainan yang mirip kayak pendahulunya, DDR yang dimana kalo di pump ini ada lima anak panah yang harus kita injak dan mengikuti irama / beat lagu yang dimainkan ( susah banget ya ngejelasinnya ? ). Tapi orang sering menyebut permainan ini dengan sebutan “main dance”.

Gua kagak ngarti sih kenapa sering disebut dance padahal yang main pump ini ( kebanyakan ) ga bisa ngedance. Pemain dalam game ini digolongkan jadi dua kategori yaitu Freestyle sama Speeder ( gua ganti dengan kata game ya ? kalo permainan ribet banget nulisnya ) . Freestyle itu ya yang mainnya sambil jingkrak - jingkrak kayak orang kesurupan gitu ( sori ya yang merasa Freestyler, hehe ). Mereka ngafalin gerakan anak panahnya dulu ( kebanyakan mereka ngafalinnya di rumah, tapi kadang juga di toilet umum ), baru setelah hafal mereka bikin gerakannya sendiri.

Karena freestyle itu cenderung banyak gerakan, jadi sangat kagak mungkin main level 7 ke atas ( level 6 aja jarang banget ). Anak panah yang segitu banyak di level tinggi kagak mungkin kan bisa dihafalin ? Seandainya bisa hafal pun bikin gerakannya mustahil banget, baru mau salto eh beatnya udah langsung ngebut aja. Alhasil kepala nyangkut di mesin pumpnya dan selesai sudah…… Selesai maen maksudnya ( kagak ngarti ? Abaikan ).

Aliran yang kedua adalah Speeder. Kalo Speeder ini lebih mengutamakan kecepatan kaki dan stamina. Pemain kategori ini bisa dibilang 80 % dari seluruh pumper yang ada. Hampir semua pemain pump itu Speeder, bahkan Freestyler pun kebanyakan berawal dari Speeder dulu baru pindah haluan ke Freestyler. Gua termasuk Speeder karena gua sama sekali kagak berbakat di bidang tarik badan ( baca : dance ).

Berawal waktu masih kecil dulu, gua sering banget maen ke Mall dekat rumah gua, Hardys. Hampir tiap hari gua ke sana ( bukan buat shopping ya ? Tapi maen ke game centernya ). Waktu itu kakak gua yang lebih dulu bisa maen pump. Yang gua bingung itu kok gua bisa maen pump ya ? Gua kagak inget siapa yang dulu ngajarin tapi tiba - tiba bisa aja gitu dengan sendirinya ( hebat kan ? Tepuk tangan dong ).

Biarpun gua bisa maen pump, itu DULU bukan game favorit gua. Justru yang sering gua mainin itu game semprot - semprotan serangga gitu ( namanya gua lupa ), dan gua sering mainin sama sahabat sekaligus tetangga gua, Ari ( Ari, lu di mana ? Kangen banget gua ). Kami sering banget dapat tiket banyak dari main di situ soalnya kami selalu tamatin gamenya. Biasanya setiap tamat gua dapat 25 tiket dan Ari juga sama. Waktu itu 20 tiket aja udah bisa dituker sama es krim ato fruit tea ( kebayang kan kalo maen berkali - kali ? ).

Sedangkan pump ? Udah bayarnya mahal, capek, kagak dapet tiket lagi. Maka dari itu gua jarang banget main pump kalo kagak diajak temen. Nah, kagak tau kenapa si Ari ini lama - lama sifatnya agak berubah. Dulu dia anaknya baik - baik ( sapa dulu temennya ? ), tau - tau dia malah temenan sama anak - anak nakal di deket rumah. Ya kami pisah ranjang eh maksud gua pisah jalan deh. Gua tetep maen ke hardys biarpun cuma sendiri, tanpa cintamu lagi, hoooo hoooooo ( lah, malah jadi lagunya Alm. Nike Ardilla ).

Mati satu tumbuh seribu, kepala batu tak berbulu, kutu buku ketuk palu, ternyata di Hardys gua ketemu teman - teman baru. Ada anak namanya Ayu dan temennya yang lagi satu. Si Ayu ini juga bisa maen pump dan bisa maen semprot - semprotan nyamuk kayak gua. Widih, good bye Ari, gua udah kagak butuh elu lagi, cuiiiih. Main aja sana sama temen - temen lu itu ( jahat banget ya gua ? Tapi sebenernya gua kagak seperti yang kalian pikirin kok, makanya, nasi……).

Tanpa Ari, gua tetep bisa maen sepuasnya dan kami juga sering namatin game semprot nyamuk itu. Eh, tapi tunggu dulu…………… Tema artikel gua kan bukan tentang game semprot nyamuk ya ? Wah, saking semangatnya nulis gua jadi OOT. OK, gua langsung cut aja ya ? ( yah ). Tenang , kapan - kapan lanjutan dari cerita game semprot nyamuk bakal gua bahas, makanya tongkrongin terus ya ?

Waktu pertama kali bisa maen game ini ( sekitar kelas 2 SD ), gua masih amatiran banget. Maen ya paling level 2 ato 3 ( paling mentok ya level empat ). Lagu yang paling gua suka itu Beethoven virus sama winternya Antonio Vivaldi ( sebenernya bukan lagu sih, lebih tepatnya musik ). Dan perkembangan gua ya gitu - gitu aja. Tetep di level segitu.

Karna suatu hal, gua kagak main pump lagi waktu kelas 5. Istilahnya bener - bener pensiun deh. Sampe waktu gua baru lulus SMP ( buset, lama amat ya ? ), sahabat gua dari SD yang juga temen maen pump gua ngajak maen pump di hardys. Pumpnya baru cuy, namanya Fiesta 2011, waktu itu gua belum ngerti apa - apa. Pas nyobain, surprisingly gua udah bisa level 7, padahal maen aja kagak pernah. Itu pun gua kagak kayak orang yang baru belajar. Lancar deh yang jelas.

Sahabat gua ini ( sebut aja Bunga ), perkembangannya kagak sebagus gua. Padahal dulu kami sama - sama bisa level 4 tapi ternyata sekarang kemampuannya ya masih level segitu aja ( bangga dikit, hehe ). Lama - lama gua jadi tau cara full mode ( bikin lagunya lengkap semua ), belajar main double, no bar ( main tanpa pegangan ), dan banyak lagi.

Perkembangan gua makin pesat dan gua berubah jadi……. Wonder Woman. Ga gitu juga. Dalam waktu kurang dari enam bulan, gua udah bisa level 20 an ( single dan double ) bahkan nyaingin beberapa dewa / master yang lain. Kalo dulu masih suka minder pas ada master main, sekarang mah langsung….. kabur.

Tahun 2011 itu emang tahun - tahun ramenya Pump It Up. Apalagi kalo malem minggu, jangan ditanya deh, semua game center di mall yang ada pumpnya pasti bakal dipenuhi udara manusia ( maksud gua lautan ). Ada yang nungguin di escalator, ada yang muter - muter dulu, ada yang duduk - duduk di dekat pumpnya tanpa rasa malu ( biasanya yang ini anak - anak club ). Kalo perlu masing - masing bawa tikar aja ya dari rumah sekalian nginep gitu di sana ?

Yang namanya segala sesuatu pasti ada musimnya ya ? Begitu tahun 2014 game ini udah kagak serame dulu lagi. Boro - boro bawa tikar, satu orang maen aja kagak ada. Pump udah sepi peminat. Mungkin udah pada sibuk kerja, bosen ato levelnya kagak berkembang makanya pensiun ( wkwkwk, makanya belajarnya sama gua aja, dijamin tambah ancur ). Suka miris kadang ngeliat keadaan sekarang kalo dibandingin sama yang dulu.

Baru - baru ini ( sekitar setahun lalu ) ada game baru di hardys yang namanya Danz Base. Game ini cukup menarik banyak orang karna berbeda dengan pump, kita cukup meniru gerakan - gerakan yang diperagakan di layar dan ada sensor yang membaca gerakan kita. Ini juga lebih mudah karna baik level easy, normal, hard atau master itu gerakannya tetep sama cuma bedanya kagak ada lingkaran sensor yang ngebantu di level master.

Tapi ya sensornya gampang diakali. Gerakan - gerakan yang susah tinggal asal gerak - gerakin tangan asal aja entar juga kebaca sama sensornya. Jadi ya jangan kaget orang cuma asal gerak sana sini kagak sesuai yang diperagain malah skornya bisa dapet S. Tapi payahnya, setiap gua main ( dari dulu sampe sekarang ), kagak pernah satu kalipun dapet S ( padahal udah ngikutin gerakannya banget. Paling mentok ya dapetnya A.

Beda banget sama yang lain, kayaknya gampang banget dapat S gitu. Mau asal gerak kek mau ngikutin banget ya pasti dapet S. Mungkin sensornya ada dendam kesumat sama gua gitu jadi selalu rusak pas gua maen. Gara - gara kehadiran game ini juga game center di Hardys jadi rame lagi. Sayangnya, mereka kebanyakan berasal dari pemain pump.

Sedih banget ngeliatnya. Kalo dulu pump jadi game yang selalu jadi prioritas utama, sekarang cuma dijadiin game sampingan doang. Kalo mereka gesek Danz Base sampe tiga kali ya di pump paling cuma sekali dan itu juga dengan alasan karna masih nunggu giliran maen ( parah ). Kebanyakan dari mereka itu pumper yang levelnya kagak pernah berkembang ( stag di level segitu aja ) jadi karna bosen pada beralih ke danz base dan malah ketagihan ( makanya belajar sama gua, huh, kan udah gua bilang dari tadi ).

Ada beberapa orang yang salah satunya murid pump gua pas ditanyain, “ga maen danz base ?”, dengan polosnya jawab “ga kak, kurang tertarik” ya pokonya alasann yang diplomatis gitu pengen tetep maen pump. Eh ternyata sebulan dua bulan gua liat dia udah maen danz base dan bahkan akunnya udah level 20 ( set dah ). Gua paling cuma bisa nganga dan bilang “ya sudahlah” sambil nangis di pojokan.

Yang bikin gua males main danz base selain sensornya yang punya dendam kesumat sama gua dan anak pump yang pada move on ke danz base ( tunggu dulu, pump bisa melahirkan sampe punya anak ? ), harga untuk maen danz base itu cuku menguras kantong. Sekali maen aja ngabisin 5500, mendingan uangnya kasi ke gua aja deh ( lah ? ). Bandingin sama pump yang cuma 3000.

Tapi ya biarpun mahal gitu tetep rame. Kagak sayang duit kali ya ? Malah ada yang maen dari pagi sampe sore dan itupun hampir tiap hari. Kebanyakan ya anak sekolahan gitu yang masih minta sama ortu. Mungkin belum ngerasain susahnya nyari duit kali ya ? Kalo gua jadi mereka mah mending uangnya ditabung buat……. Ada deh, kepo banget lu.

Makin lama pump yang di Hardys makin jelek dan rusak injakannya. Gua juga males ke sana karna pada banyak anak maen danz base. Jadi gua pindah markas ke Ramayana ( udah kayak PBB aja ya padahal yang pindah cuma gua sendiri aja ). Ramayana jadi tempat tongkrongan gua setelah pindah dari Hardys karna lebih tenang dan pumpnya udah versi terbaru. Selain itu……Kagak ada danz base, hehe.

Di Ramayana gua sempet ngalamin kejadian yang menjengkelkan yang lu bisa baca di “Jadi Tersangka Maling Hp” . Tapi untungnya di saat gua ke sana lagi keadaan aman - aman aja dan gua kagak perlu ditangkap dewan keamanan PBB cuma gara - gara kagak ada tersangka lain. Ok, lanjut cerita beberapa minggu udah comfort di sana tau - tau ada mesin baru yang sebelumnya kagak ada di sana dan itu………….. Danz Base.

Ok, gua ngambil sisi positifnya aja. Setidaknya di sini pemain danz base kagak sebanyak di Hardys dan malah gua liat kagak ada yang maen nih. Kesempatan dah buat belajar. Dan………………..Sama aja. Skor gua tetep A dan A dan malah ada yang B juga. Kenapa sensor Danz Base selalu kayak gini ke gua ? Pengen banget gua coba tanya langsung ke sensornya tapi ntar gua disangka orang gila jadi gua urungkan niat itu.

Minggu depan dan minggu depannya lagi udah mulai rame. Beberapa sih gua belum liat sebelumnya tapi kayaknya mereka semua pindahan dari Hardys deh habisnya level udah pada tinggi - tinggi. Kagak mungkin baru maen sekian minggu level udah gede dan bahkan ada beberapa yang maen sambil membelakangi layar ( saking hafalnya ).

Karna ( lagi - lagi ) gara - gara danz base ini pump jadi nganggur dan gua juga kagak tahan ngeliat orang pada maen ngasal tapi dapet S terus, gua harus say good bye lagi ke Ramayana. Terus ke mana lagi ? Mall terdekat dari rumah gua yang ada pumpnya cuma dua ini aja. Ke kuta ? Jauh banget. Ogah deh, toh gua lebih sering nonton daripada maennya. Ya terpaksa deh sekarang tempat tongkrongan gua di gramedia. Kembali jadi kutu kupret eh maksud gua kutu buku. Gapapa, biar jadi anak pinter. Main game terus juga kagak bagus. Sekarang tempat ini jadi tongkrongan “tetap” gua kecuali kalo suatu saat nanti pihak gramedia pengen bikin konsep baru dengan bikin toko buku yang sekalian ada game centernya gitu ( khayalan tingkat tinggi ) dan ternyata danz base dimasukkin juga ya gua harus pindah markas lagi. Ke mana ? Ke hatimuuuuuuuuuu…………

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com